Monday, June 20, 2011

Tafsir Zanjabil - Ikutilah Petunjuk Allah.



Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Pembaca rahimahumullah. Insya Allah Blog ini akan memuat secara rutin Tafsir Zanjabil. Tafsir Zanjabil adalah materi pengajian tafsir Zanjabil yang dilaksanakan para setiap malam Jum'at oleh Persatuan Masyarakat Indonesia (PERMAI) di Brunei. Nara sumber yang menyampaikan materi tafsir adalah Ustadz Dr Abdurrahman Haqqi, dosen Universiti Sultan Syarif Ali, Brunei Darussalam. Materi yang disampaikan oleh Dr Abdurrahman Haqqi kemudian ditulis oleh Dr Mohammad Nabil Almunawar, dosen Universiti Brunei Darussslam dan dimuat di Bulletin Zanjabil yang terbit setiap hari Jum'at. Bulletin Zanjabil dibagikan kepada jama'ah Zanjabil dan disebarkan melalui email (bagi yang berminat mendapatkan Zanjabil via email silahkan  kirim email ke mhdnabil@yahoo.com). Minggu lalu materi pengajian sampai kepada tafsir Surat al-'Araaf ayat 65-72. Kita akan mulia materi tafsir di Blog ini dengan tafsir Surat al-'Araaf. Selamat membaca, semoga bermanfaat dan menambah pemahaman dan ilmu tentang isi Al-Qur'an dan kemudian mengamalkannya.

Wassalam,
m.nabil almunawar

IKUTILAH PETUNJUK ALLAH
Nara Sumber: Abdurrahman Haqqi
Ditulis oleh: Mohammad Nabil Almunawar

Surat al-'Araaf (206 ayat) adalah surat yang turun di Mekkah, kecuali ayat 163-170 yang turun di Madinah. Kata al-'Araaf diambil dari kata yang terdapat pada ayat ke 46 yang berarti tempat yang tinggi. Tempat yang tinggi yang dimaksud disini adalah suatu tempat diantara surga dan neraka yang menjadi tempat menunggu bagi mereka yang dosa dan pahalanya sama banyaknya, sehingga menunggu keputusan Allah SWT akan dimasukkan ke sorga atau neraka.


Ayat-ayat di dalam surat al-'Araaf adalah penjelasan dari ayat-ayat yang terdapat dalam surat sebelumnya, yaitu surat al-An'am, seperti masalah penciptaan manusia, kehidupan Nabi Adam AS dan keturunannya, sejarah manusia dan para nabi.

Bismillahirrahmanirrahim

Alif, laam miim shaad. [QS 7:1]

Secara umum, tafsir dari ayat-ayat berupa huruf ada dua pendapat. Pendapat pertama tak ada tafsirnya, yakni maknanya diserahkan kepada Allah SWT. Pendapat kedua huruf-huruf dalam ayat tersebut dapat ditafsirkan karena setiap perkataan ada tafsirnya. Paling sedikit ada empat macam penafsiran huruf-huruf ini. 
  1. Ditafsirkan sebagai nama surat. Jadi nama surat al-'Araaf adalah Alif Laam Mim Shaad al-'Araaf.
  2. Ditafsirkan sebagai sebagian dari nama-nama Allah. Alif () – Allah, lam () – al-Latif, mim () – al-Majid, shaad (ص) – as-Shomad. 
  3. Bilangan, zaman dahulu sebelum ditemukan bilangan, orang Arab menghitung dengan huruf (alif=1, ba=2, jim=3, dal=4 dst. Jadi dengan bilangan tersebut orang bisa menaksir tujuan al-Quran misalnya waktu datangnya kiamat seperti ditafsirkan oleh sekte sesat tasawuf). 
  4. Sebagai tanda kemu’jizatan Al-Qur’an. Sebelum Al-Qur’an orang Arab pada masa itu belum pernah menggunakan huruf-huruf dalam satu perkataan. Al-Qur’anlah yang pertama. Ada 29 surat dalam Al-Qur’an yang diawali dengan huruf-huruf, ada yang satu huruf seperti Qaf, 2 huruf seperti Yasin, 3 huruf seperti Alif Lam Mim, 4 huruf seperti Alif Lam Mim Shaad, dan 5 huruf seperti Kaf Ha Ya ‘Ain Sad. Semua surat yang diawali dengan huruf ini bersifat mendukung kebenaran Al-Qur’an. 
Sehubungan dengan makna alif, laam miim shaad, Ibnu Abbas mengatakan bahwa maknanya adalah “Akulah Allah yang akan memutuskan (semua perkara).”

Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.[QS 7:2]

Kitab Al-Qur'an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah kitab yang sempurna, sebagai petunjuk untuk meniti kehidupan di dunia dan mempersiapkan diri untuk menyongsong akhirat. Al-Qur'an memuat semua solusi masalah yang dihadapi manusia di dunia. Sebagian solusi itu dipaparkan secara rinci, misalnya masalah waris. Sebagian lagi hanya memuat prinsip solusi dan petunjuk untuk memperolehnya karena persoalan yang dihadapi manusia berubah-ubah dari tempat ke tempat yang lain dan dari waktu ke waktu.

Rasulullah SAW pasti banyak menghadapi tantangan dalam menyampaikan al-Qur'an, tetapi karena al-Qur'an ini adalah petunjuk untuk manusia, maka penyampaiannya mesti dilakukan dengan lapang dada. Rasulullah SAW memang menghadapi tantangan yang sangat berat dalam meyampaikan wahyu (Al-Qur'an) dan Beliau menyampaikannya secara istiqamah, penuh dengan perasaan bahagia dan lapang dada. Al-Qur'an menyatu dengan diri Rasulullah SAW, keduanya tidak dapat dipisahkan.

Ada dua tujuan utama Al-Qur'an yang disebutkan dalam ayat ini, yaitu sebagai peringatan dan sebagai pelajaran. Peringatan ditujukan kepada orang-orang kafir, bahwa jika mereka tidak mengikuti Al-Qur'an, mereka pasti celaka. Jika mereka tetap berpaling, maka kecelakaan fatal yang pasti mereka alami, khususnya di akhirat adalah tanggungjawab mereka sendiri, karena peringatan telah disampaikan.

Bagi orang-orang yang beriman, Al-Qur'an adalah petunjuk yang paling berharga yang memuat pelajaran atau ilmu yang menuntun mereka untuk selamat hidup di dunia dan di akhirat.

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).[QS 7:3]

Al-Qur'an adalah petunjuk yang mesti diikuti, karena petunjuk itu datang dari Allah, Tuhan semesta alam, Yang menciptakan manusia, Yang tahu persis apa yang semestinya diakukan oleh manusia untuk mencari kebahagiaan dan keselamatan.

Jika kita hendak mengoperasikan suatu alat yang kompleks, maka kita harus mengikuti petunjuk yang dibuat oleh yang menciptakan alat itu, jangan mengikuti petunjuk dari orang yang tidak mengerti tentang alat tersebut. Apa yang akan terjadi jika kita tidak mengikuti pentunjuk dari yang membuat alat atau mengikuti petunjuk dari yang tidak mengerti tentang alat tersebut? Pasti alat tersebut akan rusak atau cepat rusak atau bahkan membahayakan kita.

Manusia adalah mahluk Allah yang sangat kompleks dan kedudukannya sangat mulia dibandingkan mahluk yang lain. Allah memberikan petunjuk kepada manusia agar manusia tersebut dapat berfungsi sesuai dengan tujuan penciptaannya. Tidak ada petunjuk lain yang dapat menyelamatkan manusia. Jika manusia mengikuti petunjuk yang lain, yaitu petunjuk yang berasal dari sumber yang sesungguhnya tidak mengerti hakekat kemanusiaan dan tujuan penciptaannya atau petunjuk dari musuh manusia (setan) maka sudah pasti manusia itu akan rusak dan binasa. Mengapa? Karena petunjuk selain dari petunjuk Allah akan menyesatkan, mengecohkan manusia dari fitrahnya dan menuntunnya kepada jurang kehancuran.

Sungguh sangat disayangkan hanya sedikit manusia yang mengikuti petunjuk Allah dan mengambil pelajaran dari petunjuk itu seperti yang disebutkan di akhir ayat ke 3 ini. Memang sebagian besar manusia ini terkecoh dari tujuan hidupnya sehingga mereka tersesat seperti yang termaktub dalam QS 6:116 yang pernah kita bahas.

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). [QS 6:116]

Manusia yang merasa dirinya pintar, merasa dirinya mengerti tentang kemanusiaan dan tujuan hidup manusia tanpa peduli dengan petunjuk dari Yang menciptakan manusia sesungguhnya hanya mengikuti hawa nafsu dan prasangka (zhan) belaka. Petunjuk yang dibuat berdasarkan nafsu, kepentingan pribadi atau kelompok, dibumbui dengan nasehat setan sudah tentu akan menyesatkan dan membawa manusia ke jurang kehancuran.

Maka dari itu pelajarilah dengan sungguh-sungguh petunjuk dari Allah. Alangkah lalainya kita jika petunjuk yang sangat berharga ini tidak kita pelajari dengan serius atau kita sia-siakan. Sebenar kita ini mau kemana?

Wallahu ‘alam bish shawab.

(Bersambung)

1 comment:

  1. Assalamualaikum Wr.Wb
    tulisan ini sungguh bermanfaat buat saya yang sangat minim pengetahuan agama, semoga bisa terus dilanjutkan.
    wassalam

    ReplyDelete