Monday, June 27, 2011

Musuh Bebuyutan Ummat Manusia


Nara Sumber: Abdurrahman Haqqi
Ditulis oleh: Mohammad Nabil Almunawar

Pembaca rahimakumullah, mari kita lanjutkan pembahasan tafsir Surat al-'Araaf ayat 11 sampai ayat 18.


Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. [QS 7:11]

Nabi Adam, Bapak manusia, memiliki kedudukan yang sangat mulia. Manusia diciptakan Allah dan diberikan kelebihan dari segala mahluk yang ada, termasuk malaikat. Rancang bangun tubuh manusia sungguh sangat luar biasa sempurna, sehingga manusia memiliki keluwesan dan kemampuan yang tidak dimiliki oleh mahluk lain. Ditambah lagi manusia juga dibekali akal-fikiran yang luar biasa canggihnya sebagai bekal untuk memakmurkan dunia, yaitu tugas utama khalifah di bumi. Para malaikat diperintahkan Allah untuk bersujud menghormati Adam. Semua malaikat bersujud, karena malaikat adalah mahluk yang sangat taat kepada Allah, tidak pernah membantah perintah Allah dan selalu melaksanakan perintahNya dalam keadaan apapun [QS 66:6].

Iblis yang selama ini mendapatkan kehormatan dan memiliki kedudukan yang tinggi bersama malaikat juga diperintahkan Allah untuk bersujud bersama dengan para malaikat. Tetapi Iblis menolak untuk bersujud. Iblis bukanlah malaikat, karena Iblis adalah mahluk dari bangsa jin [QS 18:50] yang diciptakan dari api, sedangkan malaikat adalah mahluk yang diciptakan dari cahaya.

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".[QS 7:12]

Karena Iblis menolak perintah Allah untuk sujud menghormati Adam, maka Allah menanyakan alasan Iblis menolak perintah Allah tersebut. Iblis menjawab dengan pernyataan yang mengungkapkan kesombongan. Sesungguhnya Allah tidak mentolerir sikap sombong mahluknya. “Keagungan adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari Aku) maka Aku menyiksanya. (HR. Muslim).

Iblis merasa dirinya lebih mulia dari Adam, karena dia diciptakan dari api dan Adam dari tanah. Iblis tidak memiliki ilmu untuk menyatakan api lebih baik dari tanah, dia hanya menggunakan perasangka yang tak memilki dasar. Allah menyuruh Iblis menghormati Adam dengan ilmuNya yang Maha Luas dan tak berbatas. Tersirat Iblis mempertanyakan perintah Allah, “Mengapa Engkau menyuruhku menghormati mahluk yang lebih rendah dariku?” Sungguh sombong sikap Iblis ini dan dia benar-benar membangkang terang-terangan. Dengan demikian Iblis durhaka kepada Allah dan putus dari rahmat Allah.

Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".[QS 7:13]

Kesombongan Iblis berakibat fatal, Allah murka dan mencopot kedudukan Iblis. Kata ganti “ha” dari “fahbit min ha” pada ayat 13 dapat juga ditafsirkan turun dari kedudukan, yakni kedudukan mulia bersama malaikat. Kata “ha” ditafsirkan juga sebagai sorga, seperti tafsir dari Depag di atas. Kedududukan yang tinggi bersama malaikat yang selama ini Iblis nikmati, memiliki prasyarat kepatuhan total kepada Allah dan samasekali tidak boleh memiliki sifat buruk, apalagi sombong. Sombong adalah sifat mahluk yang hina. Dengan demikian Iblis tidak berhak lagi bersama malaikat, karena dia telah menjadi mahluk yang hina. Allah mencabut “pangkat” iblis dan mencampakkannya sehingga dia menjadi mahluk yang hina.

Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."[QS 7:14-15]

Iblis memang mahluk yang durhaka. Setelah berbuat kesalahan fatal, yang mengakibatkan Allah murka, bukannya dia bertobat, malahan bersikap semakin durhaka, yakni berniat mencelakakan Adam dan keturunannya dengan meminta tangguh sampai hari kiamat. Perhatikanlah wahai pembaca Zanjabil yang mulia, permintaan Iblis yang durhaka itupun diperkenankan Allah. Allah Maha Sempurna dan bertindak sesuai dengan IlmuNya.

Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).[QS 7:16-17]

Kini  niat Iblis terungkap dan meminta tangguh kepada Allah seperti yang termaktub di ayat 15 untuk melaksanakan niatnya. Iblis juga sadar bahwa Allah telah mengutuknya. Kini dia benar-benar telah tersesat, siksaan yang pedih sudah menunggu. Iblis putus asa, yang ada di benaknya kini hanya mengajak Adam dan anak cucunya ikut tersesat, sehingga menjadi temannya di neraka. Pada ayat 16 dan 17 Iblis mendeklarasikan permusuhannya kepada manusia di depan Allah.

Iblis dan anak buahnya akan berusaha sekuat tenaga dengan berbagai macam cara dan strategi (muka, belakang, kanan, kiri) untuk menghalangi manusia dari hidayah Allah. Ibnu Abbas mengatakan bahwa dari muka artinya dari arah dunia; dari belakang artinya urusan akhirat; dari kanan artinya dari arah kebaikan-kebaikan; dan dari kiri mereka artinya dari arah kejahatan-kejahatan. Iblis tidak berani menyebutkan dari atas, karena rahmat Allah diturunkan (dari atas).

Iblis dendam sekali kepada manusia. Dia menganggap manusialah yang menjadi biang kerok dia dikutuk Allah dan tersesat. Dia bertekad atau bersumpah untuk memerangi manusia sampai hari kiamat dengan satu misi, yakni menyesatkan manusia dari jalan yang benar sehingga manusia menjadi mahluk yang kufur dan tersesat sebagaimana dirinya.

Iblis berangan-angan bahwa dengan kemampuan yang dimilikinya dan dengan kelemahan manusia yang dia ketahui, maka sebagian besar manusia akan berhasil disesatkannya, sehingga menjadi mahluk yang tidak bersyukur atau kufur kepada Allah. Kini kita menyaksikan bahwa angan-angan Iblis itu sudah tercapai. Sebagian besar manusia memang tidak bersyukur sebagaimana disebutkan di akhir QS 7:10.

Pembaca Zanjabil yang mulia. Mintalah perlindungan Allah agar selamat dari berbagai macam strategi penyesatan Iblis. Tanpa perlindungan Allah sulit bagi kita untuk lolos dari serangan Iblis dan anak buahnya yang dilakukan bertubi-tubi dan berlapis-lapis. Sekali lagi, hanya perlindungan Allah saja yang dapat menyelamatkan kita. Berlindunglah pada Allah, niscaya Allah akan melindungi.

Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya". [QS 7:18]

Ayat 18 mengukuhkan ayat 13 yaitu mencopot Iblis dari kedudukannya, atau mengeluarkannya dari sorga. Kini Iblis benar-benar putus dari rahmat Allah, menjadi mahluk yang hina-dina dan terkutuk. Barangsiapa menjadi pengikut Iblis, berarti dia mengikuti jejak Iblis menuju neraka Jahannam, tempat kembali yang paling buruk.

Wahai pembaca yang mulia, hati-hatilah dengan Iblis, musuh bebuyutanmu yang memerangimu terus-menerus, pantang menyerah. Si Iblis bersama anak buahnya (para setan) terus-menerus berusaha menjerumuskanmu dan menghalangimu dari jalan yang lurus. Jadikanlah musuh sebagai musuh. Waspadalah, anda selalu dalam “sasaran tembak” setan.

Wallahu ‘alam bish shawab.

(Bersambung)

No comments:

Post a Comment