Tuesday, July 12, 2011

Kisah Nabi Adam Turun ke Bumi


Nara Sumber: Abdurrahman Haqqi
Ditulis oleh: Mohammad Nabil Almunawar


Pembaca Zanjabil rahimakumullah,  mari  kita lanjutkan membahas tafsir surat al-'Araaf ayat 19 sampai ayat 25. 

(Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim".[QS 7:19]

Beberapa ayat sebelumnya menceritakan tingkah laku Iblis yang durjana itu. Dia memohon kepada Allah agar umurnya ditangguhkan sampai hari kiamat dengan tujuan untuk menyesatkan Adam dan keturunannya. Allah memperkenankan permohonan Iblis itu. Mulai saat itu Iblis berencana menjebak Adam dan istrinya agar terusir dari sorga seperti dirinya. Ayat 19 sampai ayat 22 menceritakan tipu daya Iblis yang berhasil menjebak Adam dan istrinya untuk melanggar larangan Allah.

Pada Ayat 19 Allah memperkenankan Adam dan istrinya bertempat tinggal di sorga. Mereka bebas menikmati fasilitas yang sangat aduhai di sorga itu. Bebas makan dan minum apa saja yang mereka sukai. Hanya satu pantangan yang diberikan Allah yaitu mendekati suatu pohon. Mendekati di sini bermakna larangan. Jika mendekati saja tidak diperkenankan apalagi memakan buah dari pohon itu. Jika larangan Allah ini dilanggar, maka akibatnya akan fatal, yakni tidak berhak lagi tinggal di sorga itu, dan itu adalah tindakan yang zalim, yakni menzalimi diri sendiri.

Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".[QS 7:20]

Pada saat Adam dan Hawa sedang menikmati keindahan sorga, setan (Iblis yang sudah dilaknat) yang selama ini memang sudah mengincar untuk memperdaya mereka, menjalankan strategi memperdaya Adam dan Hawa. Pertama setan mencoba meyakinkan keduanya bahwa pohon yang dilarang itu sesungguhnya memiliki manfaat yang besar. Setan itu memutarbalikan fakta mendekati pohon tersebut dari membawa bencana menjadi sesuatu yang hebat, yaitu menjadi malaikat atau hidupnya kekal. Untuk meyakinkan Adam dan Hawa, setan berani bersumpah atas nama Allah seperti yang termaktub di ayat 21.

Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua", maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah pohon itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"[QS 7:21-22]

Strategi tipu daya yang dikuatkan dengan sumpah atas nama Allah membuat Adam dan Hawa terlena. Mereka benar-benar terbuai dengan bujuk rayu setan yang disertai sumpah tersebut, sehingga lupa dengan satu-satunya larangan Allah. Adam dan Hawa mengikuti anjuran setan untuk memakan buah pohon tersebut (istilah setan pohon Khuldi atau pohon kekekalan). Begitu keduanya memakan buah dari pohon tersebut, aurat mereka yang selama ini tertutup dengan suatu perlindungan (tubuh mereka bercahaya sehingga aurat tidak terlihat), tiba-tiba terbuka. Keduanya merasa malu dan berusaha menutupi aurat dengan daun-daun yang terdapat di sorga itu.

Selanjutnya Allah menegur mereka, mengapa mereka melanggar larangan Allah dan melupakan peringatan Allah bahwa setan itu adalah musuh yang nyata? Pembaca Zanjabil yang mulia, perhatikanlah baik-baik, bahwa sifat manusia yang kita warisi dari nenek moyang kita adalah pelupa dan mudah dibujuk rayu setan. Perhatikan juga bahwa sumpah atas nama Allah dapat mengakibatkan bencana jika kita tidak mengenal dan menyadari siapa sesungguhnya yang bersumpah itu. Si jahat dan durjana tidak segan-segan menggunakan nama Allah untuk bersumpah guna meyakinkan korbannya. Hati-hatilah dengan sumpah. Ingat nenek moyang kita terpedaya dengan sumpah.

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".[QS 7:23]

Setelah Adam dan Hawa menyadari bahwa mereka melanggar perintah Allah, mereka segera bertaubat. Sikap mereka ini jauh berbeda dengan sikap si Iblis laknatullah itu. Adam dan Hawa menyadari kesalahan mereka dan bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat, mengucapkan doa seperti yang termaktub di ayat di atas. Kalimat (doa) itu diajarkan oleh Allah seperti yang disebut di QS 2:37: “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”

Allah Maha Penerima Taubat dan taubat Adam dan Hawa diterima Allah. Namun, konsekuensi memakan buah dari pohon terlarang itu tidak dapat dihapuskan dengan taubat. Adam dan Hawa tidak dapat lagi tinggal di sorga, mereka harus turun ke bumi.

Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan".[QS 7:24]

Setelah perintah turun ke bumi dari Allah dikeluarkan, maka Adam, Hawa dan Iblis tidak berhak lagi tinggal di sorga. Tempat mereka adalah di bumi. Manusia memang diciptakan sebagai khalifah Allah di bumi (QS 2:30). Manusia dan setan ditakdirkan sebagai musuh. Setan berusaha menyesatkan manusia. Manusia harus berhati-hati dengan bujuk rayu setan yang telah berhasil memperdayakan Adam dan Hawa. Iblis berserta pasukan setannya itu bahkan telah terbukti mampu memperdayakan sebagai besar manusia.
Waktu tinggal manusia di bumi dibatasi oleh Allah. Kita tidak diberitahu batas akhir manusia di bumi. Masa akhir itu pasti terjadi dan itulah namanya kiamat.

Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.[QS 7:25]

Tempat hidup manusia adalah di bumi. Allah telah menakdirkan bahwa bumi ini adalah tempat domisili manusia. Bumi ini adalah tempat yang paling ideal buat manusia karena bumi ini memiliki lingkungan yang tepat untuk hidup manusia.

Umur manusia terbatas, dan mereka pasti mati. Jika mati manusia akan kembali ke tanah (bumi) dan kelak manusia akan dibangkitkan kembali dari bumi itu untuk mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatan mereka. Bagi pengikut setan, tempat mereka bersama setan di neraka. Bagi yang beriman kepada Allah dan rasulNya, beramal soleh dan mengikuti jejak nenek moyang mereka (Nabi Adam dan Hawa), dunia ini hanya tempat transit saja. Pada akhirnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh itu akan kembali ke sorga yang kekal-abadi.

Wallahu ‘alam bish shawab.

No comments:

Post a Comment