Wednesday, October 31, 2012

Idul Adha Menyeru Manusia Kembali kepada Islam


Dr Abdurrahman Haqqi

Jika kewajiban rukun Islam seperti solat, zakat dan puasa Ramadhan diserukan dalam ayat al-Quran kepada orang beriman, maka bukan begitu halnya dengan kewajiban menunaikan ibadat haji. Dalam kewajiban melaksanakan ibadat haji, al-Quran menggunakan lafaz 'al-nas' (manusia) dalam seruannya.

Allah berfirman artinya: "Dan Allah mewajibkan manusia mengerjakan ibadat haji dengan mengunjungi Baitullah, yaitu sesiapa yang mampu sampai kepadanya. Dan sesiapa yang kufur (ingkarkan kewajiban ibadat haji itu), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak berhajatkan sesuatu pun) daripada sekalian makhluk." (Surat Ali 'Imran: 97)

Jika kewajiban rukun Islam seperti solat, zakat dan puasa Ramadan tidak disebut namanya dalam urutan nama al-Quran, maka bukan begitu halnya dengan ibadat haji. Al-Quran mengkhususkan satu nama suratnya dengan nama Surat al-Hajj, Surah ke-22 pada Juz ke-17 dengan ayatnya berjumlah 78 ayat dan diturunkan di Madinah. Di dalam surat ini seruan kewajipan ibadat haji juga menggunakan lafaz 'al-nas' (manusia).

"Dan serukanlah umat manusia untuk mengerjakan ibadat haji, nescaya mereka akan datang ke (rumah Tuhan)mu dengan berjalan kaki, dan menunggang berjenis unta yang kurus, yang datangnya dari pelbagai jalan (dan ceruk rantau) yang jauh." (Surat al-Hajj: 27)

Demi menyambut seruan global ini, Baginda Rasulullah SAW pun menggunakan lafaz al-nas' (manusia) dalam ucapan perpisahannya ketika melaksanakan ibadat Haji Wida’ (Haji Perpisahan) pada 9 Zulhijjah 10 Hijrah di Lembah Urainah, Padang Arafah. Rasulullah tidak menggunakan wahai Ummat Islam atau wahai orang beriman, yang ada baginda menggunakan seruan 'Wahai Manusia'. Sabda baginda artinya:

"Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan. Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang yang tidak dapat hadir di sini pada hari ini.

Wahai manusia, seperti kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak.

Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. Ingatlah sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan dan Dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu. Allah mengharamkan riba, oleh itu segala urusan yang membabitkan riba dibatalkan mulai sekarang. Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara besar, malah berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara kecil. 


Wahai manusia, seperti kamu mempunyai hak atas isteri kamu mereka juga mempunyai hak di atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka ke atas kamu maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang.

Layanilah wanita kamu dengan baik dan berlemah lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.

Wahai manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sembahyang lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadan, dan tunaikanlah zakat daripada harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ibadat haji sekiranya kamu mampu.

Ketahuilah bahwa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia daripada yang lainnya kecuali dalam takwa dan beramal saleh.

Ingatlah, kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan di atas segala apa yang sudah kamu kerjakan. Oleh itu, awasilah agar jangan sekali-sekali kamu terkeluar daripada landasan kebenaran selepas ketiadaanku.

Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah al-Quran dan Sunnahku.

Hendaklah orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku daripada mereka yang terus mendengar daripadaku. Saksikanlah ya Allah, bahwasanya sudah aku sampaikan risalah-Mu kepada hamba- hambamu."

Subhanallah! Betapa indahnya ucapan perpisahan dari seorang pemimpin yang disayangi makhluk seluruh alam. Ucapan yang berisi ajaran nilai kebaikan global yang disampaikan oleh utusan terakhir Allah kepada umat manusia. Ucapan universal yang disampaikan oleh pemimpin agung manusia sepanjang sejarah.

Islam adalah satu-satunya agama di sisi Allah seperti ditegaskan al-Quran dalam Surat Ali Imran ayat 19 artinya: "Sesungguhnya agama (yang benar dan diredai) di sisi Allah ialah Islam." Hakikat ini juga dapat dimengerti daripada ayat al-Quran (Surat al-Maidah: 3) yang artinya: "Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku telah redakan Islam itu menjadi agama untuk kamu." 
 
Bukankah Rasulullah diutus untuk semua makhluk? Allah berfirman artinya: "Dan tiadalah Kami mengutusmu (wahai Muhammad) melainkan untuk umat manusia seluruhnya, sebagai Rasul pembawa berita gembira (kepada orang beriman), dan pemberi amaran (kepada orang yang ingkar); akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui hakikat itu." (Surat Saba': 28)

Amat benar firman Allah di atas, 'akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui hakikat itu' karena dari penduduk dunia yang berjumlah 7 milyar hanya 1.5 milyar saja yang mengetahui hakikat bahwa Muhammad adalah Rasulullah SAW.

Inilah tugas penting dan tanggungjawab berat yang dipikul umat Islam untuk menjelaskan kepada seluruh manusia mengenai hakikat di atas. Hakikat bahwa semua manusia adalah Muslim kerana semua Nabi dan Rasul adalah Muslim seperti diberitakan al-Quran. Dalam kajian seorang mantan anggota Kongres Amerika Syarikat, Mark D Siljendar dalam bukunya yang diterbitkan pada Oktober 2008 berjudul A Deadly Misunderstanding. Dalam buku ini dibuktikan secara ilmiah bahwa Nabi Musa as dan Nabi Isa as adalah Muslim. Mereka tidak pernah menyebut diri mereka beragama Yahudi atau Nasrani.

Haji dengan puncak acaranya wukuf di Arafah dan Idul Adha adalah masa sesuai untuk menyeru umat manusia bahwa mereka sebenarnya adalah umat Muslim seperti yang diinginkan Allah SWT. Kita seru mereka untuk kembali ke pangkuan agama asal mereka yaitu agama Islam karena ibadat haji adalah ibadat Nabi Ibrahim as, dan Nabi Ibrahim adalah bapak para nabi, Abu al-Anbiya', yang membawa satu agama dan diwariskan kepada Nabi yang datang sesudah baginda.

Wallahu alam.

Allah Tidak Dapat Dilihat


Disampaikan oleh: Dr Abdurrahman Haqqi
Ditulis oleh: Dr Mohammad Nabil Almunawar
Pembaca Zanjabil rahimakumullah, Pertama kami mohon maaf, sudah agak lama tidak memposting tafsir  Zanjabil. Mari kita lanjutkan membahas tafsir surat al-A’raaf mulai ayat 142 sampai ayat 145. 

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan." [QS 7:142]

Allah menjanjikan kepada Nabi Musa AS untuk menurunkan wahyuNya (Kitab Taurat) sebagai pedoman hidup manusia, khususnya Bani Israil. Sebelum menerima yang dijanjikan itu, Nabi Musa AS diperintahkan Allah SWT untuk bermunajat selama 30 hari (selama 30 hari ini Nabi Musa AS juga berpuasa). Setelah lengkap 30 hari intensif beribadat, Allah SWT menambahkan 10 hari lagi untuk menyempurnakan munajat tersebut. Para ulama berpendapat bahwa 30 hari itu adalah selama bulan Zulkaedah dan 10 hari itu adalah 10 hari pertama bulan Zulhijjah (Allah SWT bersumpah dengan 10 hari itu di surat al-Fajr ayat 2). Dalam menjalankan munajat itu Nabi Musa AS tidak berinteraksi dengan Bani Israil yang dipimpinnya, sehingga menitipkan mereka kepada saudaranya, Nabi Harun AS. Nabi Musa AS merasa tenang menitipkan kaumnya kepada saudaranya yang juga seorang rasul sambil mengingatkan Nabi Harun untuk memelihara/memperbaiki ummatnya dan tidak mengikuti jalan yang sesat. Setelah 40 hari berlalu, kini tibalah waktu yang dijanjikan itu tiba.

Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".[QS 7:142]

Pada saat yang telah ditentukan Allah SWT, Nabi Musa AS menyiapkan diri untuk menerima yang dijanjikan dan Allah SWT berfirman langsung kepada Nabi Musa (tanpa perantara Malaikat Jibril). Disinilah letak kehebatan Nabi Musa AS, seorang rasul yang Allah SWT langsung berbicara kepadanya (kalimullah). Setelah Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa AS, timbul keinginan Nabi Musa AS untuk melihat Allah SWT agar lebih mantap lagi keyakinannya. Niatnya diutarakannya kepada Allah SWT. Allah SWT menanggapi keinginan Nabi Musa AS itu dengan mengatakan bahwa Nabi Musa AS (dan semua mahluk) tidak akan pernah memiliki kemampuan untuk melihat Allah. Allah memerintahkan Nabi Musa AS untuk melihat ke suatu bukit, jika bukit itu tetap, maka dia dapat melihat Allah.

Tetapi apa yang terjadi? Ketika Nabi Musa AS melihat bukit itu, tiba-tiba bukit itu hancur luluh dan dia seketika pingsan! Mahluk tidak memiliki kekuatan dan kesanggupan berhadapan dengan Allah SWT. Ketika Nabi Musa AS sadar dari pingsannya, segera dia memuji Allah SWT dan bertobat atas kesalahannya. Mengapa Nabi Musa bertobat? Karena dia menyadari dia sudah meminta sesuatu yang tidak pantas dan tidak mungkin. Allah itu Ghaib dan tidak terbatas. Mata manusia hanya dapat melihat yang bersifat materi dan terbatas. Perhatikan firman Allah QS 6:103 berikut: Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. [QS 6:103]

Allah berfirman: "Hai Musa sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". [QS 7:144]

Setelah peristiwa yang sangat dahsyat itu terjadi dan Nabi Musa AS kemudian sadar dan bertobat kepada Allah SWT, beliau dikukuhkan Allah sebagai seorang rasulNya dan diangkat ke derajat yang sangat tinggi, yakni dilebihkan dari manusia yang lain.

Kedudukan Nabi Musa di sisi Allah memang sangat tinggi, dia termasuk kepada rasul-rasul Allah yang digelari Ulul Azmi (memiliki kedudukan yang istimewa di sisi Allah). Ada lima orang rasul Ulul Azmi, yaitu Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa As dan Nabi Muhammad SAW. Dari lima orang nabi Ulul Azmi ini, tiga orang nabi mendapat gelaran lebih khusus lagi, yaitu Nabi Muhammad SAW dengan gelaran Habibullah, Nabi Ibrahim AS dengan gelaran Khalilullah dan Nabi Musa dengan gelaran Kalimullah.

Nabi Musa AS diperintahkan untuk berpegang teguh dengan kebenaran yang telah diterimanya langsung dari Allah dan bersyukur dengan semua karunia yang telah dilimpahkanNya.
Dalam menjalankan risalahNya, Nabi Musa AS dibekali dengan kitab (Taurat) dan suhuf (lembaran suci yang berisi bimbingan Allah). Ada 4 orang rasul yang dibekali kitab, yaitu Nabi Musa AS (Taurat), Nabi Daud AS (Zabur), Nabi Isa AS (Injil) dan Nabi Muhammad SAW (al-Qur'an). Sedangkan suhuf yang diturunkan sebanyak 100 lembar, 60 lembar diberikan kepada Nabi Syist AS, 30 lembar kepada Nabi Ibrahim AS, dan 10 lembar kepada Nabi Musa AS.

Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik. [QS 7:145]

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Nabi Musa AS menerima Kitab Taurat langsung dari Allah SWT dalam bentuk kitab yang telah tertulis. Seperti al-Qur'an, Taurat merupakan kitab petunjuk, membimbing manusia ke jalan yang lurus, memuat pelajaran dan penjelasan atas segala sesuatu. Dalam hal ini Taurat mirip dengan al-Qur'an yang memuat segala sesuatu (dalam bentuk petunjuk).

Setelah Nabi Musa AS menerima Taurat, Allah berfirman kepadanya agar dia berpegang teguh dengan kitab Taurat itu lalu mengajarkan isinya kepada kaumnya dan hendaklah mereka melaksanakan perintah-perintah Allah yang termaktub di dalamnya agar mereka selamat. Kemudian Allah akan memperlihatkan kepada Nabi Musa AS negeri orang-orang fasik, yakni negri-negri yang dibinasakan Allah SWT akibat perbuatan fasik yang dilakukan penduduknya (selalu berbuat kerusakan dan menentang perintah Allah SWT) sebagai bahan pelajaran agar Bani Israil tidak melakukan kesalahan yang sama.

Wallahu ‘alam bish shawab.

Tuesday, October 9, 2012

HATAMAN AL-QUR'AN KE 17

Foto diatas menunjukkan Banner hataman al-quran ke 17 di masjid al-ikhlas bahrusysyifa center
Ustadz M.Darwis sedang membuka acara pengajian al-quran ke 17 di Masjid al-ikhlash bahrusysyifa center
Ustadz Muhammad Mukhid sedang memberikan tausiah kepada jama'ah pengajian hataman al-quran ke 17 di masjid al-ikhlash bahrusysyifa center
Pengajian hataman al-quran ke 17 langsung tersambung ke brunai melalui yahoo massanger
Ustadz Imron Rosyadi sedang menyimak dengan seksama ceramah hataman pengajian al-quran pada hataman al-quran ke 17 di masjid al-ikhlas bahrusysyifa center
Jama'ah putra pengajian al-quran ke 17 dimasjid al-ikhlash barusysyifa center............................
Jama'ah putri pengajian hataman al-quran ke 17 dimasjid al-ikhlash bahrusysyifa center.....................
Hubungan antar Indonesia  dan Brunai terjalin dengan baik dalam satu wadah ukhuwa islam.....
Jama'ah ibu-ibu sepuh mendengarkan pengajian dengan seksama...................
pengajian hataman membludak sampai teras laur masjid al-ikhlash.............................................subhanalloh
foto diatas menunjukkan betapa antusianya masyarat dalam mengikuti pengajian hataman al-quran ke 
17 di bahrusysyifa center........................
Suasana makan bersama saat selesai hataman al-quran ke 17.......................di bahrusysyifa....................
Suasana ke akraban masyarakat yang aktif mengikuti pengajian al-quran bahrusysyifa.............
 makan bersama dengan ustadz mufidz..............................................dirumah ustadz imron Rosyadi





Wednesday, August 29, 2012

Hataman Al-qur'an bahrusysyifa ke 16

foto diatas menunjukkan foto Banner hataman al-quran yang ke 16 yang dilaksanakan pada tangga 26 agustus 2012...........
foto ustadz latif yang sedang membaca al-quran pada hataman al-quran ke 16 yang dilakukan di musholah baitul-mukhlishin................
Ustadz hashim sedang menyimak bacaan al-quran dan teman teman tahfidz yang sedang membaca al-quran pada hataman al-quran ke 16 di musholah bapak poing
santri intan membaca al-quran pada hataman ke 16 di dampingin kakek fuadi..............
Santri Rizal sedang membaca al-quran pada hataman al-quran ke 16 di masjid baitul muttaqiin
Para Ustadz al-hafidz yang mengikuti hataman al-quran ke 16 bersiap untuk berdoa bersama dengan para santri bahrusysyifa........
Para santri dan hafidz berdoa untuk para penderma dan simpatisan yang selalu mendukung kegiatan islami bahrusysyifa......
Ustadz nanang sedang memimpin doa pada hataman al-quran ke 16 dengan khusu' dengan mengangkat kedua tangannya
para santri dan ustadz berpose bersama....................senyum dong ustadz.....
Ustadz As'ad duduk bersama dengan ustadz darwis mendengarkan demo bahasa arab santri bahrusysyifa....
ustadz fathil sedang mengajak santri bahrusysyifa berbicara bahasa arab
beberapa jama'ah lagi melihat ustadz fathil dalam menjelaskan bahasa arab pada santri bahrusysyifa
Ustadz As'ad yang sebagai wakil bupati lumajang memberi ceramah pada jama'ah pengajin al-quran ke 16
Jama'ah pengajian al-quran hataman ke 16 bahrusysyifa di masjid baitul-muttaqiin
ustadz darwis dan bpk Suraji Hambali berfoto bersama dengan ustadz As'ad Malik.....pada pengajian hataman al-quran ke 16 di Masjid Baitul Muttaqiin
pembuatan ta'jil di bulan suci Ramadhan 1433H untuk ngabuburit di jalan raya,,,,,,,,,,,subhanalloh
Para remaja putri sedang membuat es buah untuk di bagikan pada acara ngabuburit dijalan
Remaja Basmal siap berangkat untuk membawa es buahnya di jalan raya untuk persiapan ngabuburit...........
Remaja Imam sedang mengantur.......ta'jil diatas becak...........mas basmal menjaga keseimbangan becaknya...........................


Wednesday, July 25, 2012

Hataman al-quran ke 15 Ma'ahadz Al-Qur'an Bahrusysyifa

foto diatas menunnjuan banner hataman al-quran ke 15 yang dilaksanakan  pada tanggal 15 Juli 2012


Ustadz laghini sedang membaca al-quran pada hataman ke 15 dimasjid al-ikhlash bahrusysyifa center
Usdtadz Sofi sedang asyik membaca al-qur'an pada hataman al-qur'an ke 15 di masjid baitul-mukhlishin dan disimak ustadz ja'far dan ustadz lainnya
ustadz dari Kota mayang sedang membaca al-qur'an pada hataman al-quran ke 15 di musholah al-falah
beberapa ustadz beristirahat sambil menyimak di musholah al-falah..................................................
Ustadz Imron juga ikut membaca al-quran pada hataman al-qur'an ke 15 di masjid al-ikhlash...bahrusysyifa center...............
Ustadz imron rosyadi di simak oleh ustadz solihin dan ustadz mughi........................................
Salntri hilmi sedang membaca juz 30 dalam hataman ke 15 di masjid baitul muttaqin
para ustadz bersantai sambil mendengarkan bacaan santri bahrusysyifa yang sedang membaca juz 30
santri lian sedang membaca al-quran pada hataman al-qur'an ke 15 di msholah baitul mukhlishin.....
Santri rizal dan santri bahrusysyifa lainnya sedang asyik membaca juz 30 di musholah al-falah pada hataman al-quran ke 15....................
Santri Rizal sedang membaca al-quran di simak oleh santri galuh dan riski......................
Ustadz imron bertukar fikiran bersama para al-hafidz mengenai bacaan takhsin...pada hataman al-quran ke 15 di masjid al-ikhlash
para ustadz istirahat selepas melakukan hataman bersama di tiap tiap masjid di lingkungan bahrusysyifa...........
Para santri bshrusysyifa berdoa bersama mendoakan para penderma pada hataman ke 15 di masjid al-ikhlash bahrusysyifa center
para santri al-quran bahrusysifa berdoa bersama dengan para al-hafidz untuk mendoakan para penderma......subhanalloh