Sunday, August 28, 2011

Akibat Mendustakan Ayat-Ayat Allah


Nara sumber: Abdurrahman Haqqi
Ditulis oleh: Mohammad Nabil Almunawar

Pembaca Zanjabil rahimakumullah, mari kita lanutkan membahas tafsir surat al-A’raf ayat 40 sampai ayat 43. Mari kita simak tafsir ayat-ayat tersebut.

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. [al-A'raf (7):40]

Ayat 40 menjelaskan konsekuensi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, khususnya ayat-ayat yang diturunkan Allah berupa wahyu kepada rasul-rasulNya dan menyombongkan diri, yakni melecehkan, mengejek atau memperolok ayat-ayat tersebut.

Rasul-rasul diutus Allah untuk membimbing manusia ke jalan yang lurus. Mereka mendapatkan wahyu dari Allah yang mengajak manusia ke jalan yang lurus dan memperingatkan manusia jalan-jalan yang sesat. Ayat-ayat Allah yang membimbing manusia ke jalan yang lurus tersebut diturunkan kepada Nabi Syith AS, Nabi Nuh AS dan rasul-rasu berikutnya sampai kepada Nabi terakhir, Nabi Muhammad SAW. Sepatutnya manusia bersyukur dengan ayat-ayat Allah yang membimbing mereka menuju kemenangan yang sesungguhnya itu. Namun, sebagian besar manusia ingkar dan mendustakan ayat-ayat tersebut. Pada Zaman Nabi Nuh AS, hanya sebagian kecil dari ummatnya yang beriman, sekitar 80 orang saja, sedangkan sisanya adalah pendusta yang sombong tersebut, walaupun seluruh hidup Nabi Nuh AS yang 950 tahun itu dihabiskannya untuk berdakwah, siang dan malam. Demikian pula rasul-rasul yang lain.

Para manusia pendusta ayat-ayat Allah lagi sombong itu pasti akan menerima akibat dari sikap dan perbuatan tercela mereka itu, yaitu tertutupnya pintu-pintu langit dan siksa neraka. Apa yang dimaksudkan pintu-pintu langit tidak dibuka untuk mereka? Ada dua makna yang tersirat. Pertama, pintu-pintu langit adalah jalur keberkahan dari Allah untuk hambaNya. Bagi sang pendusta dan si sombong itu, pintu keberkahan tertutup. Kasih sayang Allah sebagai Ar-Rahman tetap diberikan kepada siapapun termasuk para pendusta itu, tetapi keberkahan dan kebahagiaan yang hakiki, berupa keberkahan hidup dan ketentraman jiwa hanya diberikanNya kepada orang-orang yang beriman dan bertakwa (lihat QS 7:96). Bagi sang pendusta dan si sombong, pintu langit tertutup yang berarti kesempatan mereka untuk memperbaiki diri telah lenyap, yang selanjutnya membuat mereka bertambah sesat.

Kedua, pintu-pintu langit di sini berarti pintu langit untuk ruh hamba Allah yang meninggal yang menuju kepada Allah. Mereka yang beriman, ruhnya akan “mi'raj” kepada Allah dan kemudian kembali lagi ke bumi masuk ke dalam alam yang lain, yaitu alam Barzah. Orang-orang yang beriman dan bertakwa mendapatkan kebahagiaan di alam Barzah. Sedangkan para pendusta dan manusia-manusia sombong ruhnya tidak dapat “mi'raj” menuju Allah, karena pintu-pintu langit tertutup buat mereka. Mereka tertolak dan masuk ke alam Barzah dalam keadaan sengsara dan mendapatkan siksa (siksa kubur).

Konsekuensi kedua bagi para pendusta dan sombong itu adalah konsekuensi di akhirat kelak. Mereka akan mendapatkan siksa yang pedih akibat dari perbuatan mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah dan menyombongkan diri. Mereka adalah penjahat yang harus menebus kejahatannya dengan api nereka selama-lamanya (kekal).

Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim.[al-A'raf (7):41]

Ayat 41 menggambarkan betapa pedih dan hebatnya siksaan Allah di akhirat kelak untuk para pendusta dan yang menyombongkan dari terhadap ayat-ayat Allah. Siksaan akan menerpa mereka dari segala penjuru, lahir-batin. Siksaan itu sesungguhnya mereka sendiri yang memintanya dengan tantangan-tantangan dan olok-olok yang sombong. Mereka telah berbuat zalim di dunia. Di akhirat tempatnya di neraka, karena tempat yang pantas buat mereka hanyalah di neraka.

Sebaiknya bagi mereka yang beriman dan beramal soleh, mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.[al-A'raf (7):42]

Mereka yang beriman kepada Allah, mengerjakan perintahNya dan menjauhi laranganNya, berbuat kebajikan atau amal soleh sesuai dengan kesanggupannya maka Allah memberikan rahmat dan karunia yang sangat besar, yaitu kebahagiaan yang hakiki dan mendapatkan tempat di surga, yang di dalamnya terdapat segala sesuatu yang menakjubkan, yang indah dan hebatnya tiada pernah terlihat dengan mata, tiada pula pernah terdengar oleh telinga, bahkan tidak pernah terlintas di dalam hati sekalipun! Alangkah bahagianya keadaan orang-orang yang beriman dan beramal soleh di akhirat nanti. Dan sesungguhnya di dunia inipun mereka mendapatkan ketenangan dan kebahagian, juga di alam Barzah.

Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada mereka: "Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan."[al-A'raf (7):43]
Ayat 43 berbicara suasana di akhirat setelah pengadilan terakhir (mahkamah Allah). Dendam dan sakit hati sesama manusia diselesaikan di hadapan Mahkamah Allah. Allah memutuskan perkara yang diselisihkan dengan seadil-adilnya sehingga setelah keputusan itu di buat maka dendam dan sakit hati terhapus. Di dalam sorga yang ada hanya kebahagiaan dan kedamaian yang hakiki. Para penghuni sorga menyadari sepenuhnya tanpa ayat-ayat Allah yang dibawa oleh rasul-rasulNya yang membimbing mereka ke jalan yang lurus mereka tidak akan mampu menikmati sorga itu. Maka tak putus-putusnya mereka bersyukur sebagaimana mereka bersyukur dengan meyakini ayat-ayat Allah dan beramal soleh dengan petunjuk ayat-ayat itu.

Sorga yang mereka dapatkan adalah balasan dari keimanan dan perbuatan amal soleh yang mereka lakukan di dunia. Memang benar mereka masuk ke sorga itu karena rahmat Allah. Namun perlu diingat bahwa rahmat Allah yang berupa sorga itu hanya diberikan kepada mereka yang beriman dan beramal soleh, yang ridha dengan semua ketentuan Allah, baik yang tertulis (ayat-ayat dalam kitab suci) maupun tidak tertulis (ayat-ayat yang tersebar di alam). Mereka ridha kepada Allah dan Allahpun ridha kepada mereka (QS 98:8).

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. [al-Bayyinah(98): 7-8]


Wallahu ‘alam bish shawab.

 (Bersambung)

No comments:

Post a Comment