Mohammad Nabil Almunawar
Pembaca rahimakumullah, wudhu
adalah aktivitas ibadah yang diperintahkan Allah sebagai sarana
menyucikan diri dari hadast kecil, khususnya ketika hendak
melaksanakan sholat. Wudhu ringan untuk dilakukan, bahkan nampak
sepele, tetapi manfaatnya sangat besar.
Pada
prinsipnya kita menyucikan diri ketika hendak menghadap Yang Maha
Suci, Allah SWT. Hanya orang yang menyucikan diri saja yang pantas
berhadapan denganNya dan berkomunikasi denganNya secara intens
(sholat). Kelak ketika kita ingin bertemu denganNya di akhirat
(sorga), diri kita harus suci dari segala dosa. Bila dosa-dosa
seseorang beriman terlampau banyak atau timbangannya lebih berat dari
amalnya, tidak mendapatkan ampunan Allah dan syafaat dari Nabi SAW,
maka orang tersebut harus “disucikan” di Neraka sampai
dosa-dosanya semua “terbakar” baru di berhak “bertemu” dengan
Allah di sorga.
Perintah
untuk bersuci (wudhu dan mandi wajib) terdapat pada Surat al-Maaidah
ayat 6 yang maknanya adalah sbb:
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu
tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. [QS 5:6]
Pertama
sebelum menyucikan anggota tubuh yang disebut dalam QS 5:6, kita
hendaklah mencuci kedua tapak tangan dengan bersih karena kedua tapak
tangan itu akan kita gunakan untuk menyucikan anggota-anggota tubuh
yang lain. Kedua, air yang kita gunakan hendaklah air yang suci dan
menyucikan (kecuali dalam keadaan darurat, yaitu tidak ada air atau
tidak boleh tersentuh air karena sakit, kita ganti wudhu dengan
tayamun).
Ada
4 anggota tubuh yang disebut QS 5:6 yang wajib disucikan dalam wudhu,
yaitu muka, kedua tangan (sampai siku), kepala dan kaki (sampai dua
mata kaki). Anggota tubuh lain seperti mulut (kumur-kumur), hidung
dan telinga sunnah untuk dibersihkan sebagaimana Nabi SAW
melakukannya.
Mari
kita perhatikan baik-baik kalimat terakhir dari QS 6:5. Ada tiga hal
yang patut kita camkan. Pertama, Allah tidak ingin menyulitkan
hambaNya, Dia ingin menyucikan hambaNya. Kedua, dengan sarana bersuci
itu Dia menyempurnakan nikmatNya. Ketiga, supaya hambaNya bersyukur
dengan nikmat itu.
Allah
memang tidak akan membebani hambaNya di luar kesanggupan hambaNya (QS
2:286) dan Dia menginginkan hambaNya kemudahan dalam beribadat
kepadaNya, sehingga seluruh ibadat kepadaNya sesungguhnya mudah
dilakukan. Wudhu sangat mudah dilakukan. Kalaupun tidak mungkin
dilakukan (tidak ada air atau tidak boleh kena air) maka ada
alternatifnya, yaitu tayamum. Luar biasa!
Dengan
wudhu itu Dia menyucikan hambaNya dan menyempurnakan nikmatNya. Jadi
ada nikmat yang disempurnakan dengan wudhu. Kalau begitu ada rahasia
kesempurnaan nikmat dalam berwudhu! Mari kita coba menguak rahasia
itu, dan inipun baru sedikit dari rahasia itu.
Orang
yang beriman paling sedikit menyucikan dirinya melalui “interface”
yang bersentuhan dengan lingkungan, yaitu anggota-anggota tubuh yang
dibersihkan dengan wudhu 5 kali dalam sehari secara terus menerus.
Jika cara berwudhunya benar, maka anggota-anggota tubuh itu dijamin
kebersihannya. Jika diikuti dengan kebiasaan-kebiasaan bersih lainnya
yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, maka hidup seorang yang beriman
itu memang sangat bersih.
Disamping
bersih, aliran air dan sentuhan tangan pada anggota-anggota wudhu
dapat merangsang titik-titik aktif biologis yang sangat banyak
tersebar di anggota wudhu. Titik-titik aktif biologis ini
(diantaranya titik-titik akupunktur) mengaktifkan syaraf dan saluran
energi, memperlancar peredaran darah dan getah bening untuk
memelihara kesehatan, termasuk memelihara sistem kekebalan tubuh.
Kesehatan adalah nikmat yang besar sekali diberikan Allah kepada
kita, dan Allah menyempurnakannya dengan memberikan mekanisme
pemeliharaan melalui wudhu (juga sholat dan puasa).
Mohtar
Saleem dari Mesir, yang meneliti tentang manfaat medis wudhu,
mengatakan bahwa wudhu bisa mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini
lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari
menempel dan terserap kulit. Pencegahan paling efektif adalah
meminimalkan resiko dengan cara membersihkan secara rutin. Membasuh
wajah secara rutin akan meremajakan sel-sel kulit di wajah dan
membantu mencegah munculnya keriput. Selain kulit, wudhu juga
meremajakan selaput lendir yang menjadi gugus depan pertahanan tubuh.
Menurut
Prof Leopold Werner von Ehrenfels seorang psikiater sekaligus
neurolog berkebangsaan Austria (beliau masuk Islam dengan nama Baron
Omar Rolf Ehrenfel), wudhu mampu merangsang pusat syaraf dalam tubuh
manusia karena keselarasan air dengan wudhu dan titik-titik syaraf.
Dengan wudhu kondisi kesehatan tubuh akan senantiasa terjaga.
Hal
yang menarik lagi, wudhu dapat mengembalikan keseimbangan listrik
statis dalam tubuh. Setiap gesekan yang kita lakukan (misalnya
melalui sepatu atau baju) dan interaksi kita dengan lingkungan
mengakibatkan elektron menyerbu kita sehingga tubuh kita kelebihan
elektron. Jika kelebihan ini didiamkan, maka dapat menimbulkan
ketidakseimbangan dalam tubuh yang berpengaruh pada kesehatan. Usapan
dengan air ke anggota-anggota wudhu mengakibatkan elektron-elektron
yang berlebihan itu mengalir ke air yang kita gunakan untuk wudhu,
tubuh kembali seimbang. Proses pembersihan dari elektron-elektron ini
kita lakukan secara rutin (5 kali sehari).
Kulit
yang tidak dibersihkan secara rutin baik dari kotoran fisik, kimiawi
atau dari elektron-elektron dapat menyebabkan kulit cepat keriput dan
kusam. Orang yang berwudhu secara rutin wajahnya pasti cerah karena
kulit wajahnya bersih dan sehat. Rasul SAW menyatakan, wajah orang
yang berwudhu itu akan senantiasa bercahaya. Rasulullah akan
mengenalinya nanti pada hari kiamat karena bekas wudhu. “Umatku
nanti kelak pada hari kiamat bercahaya muka dan kakinya karena bekas
wudhu.”
Disamping
manfaat-manfaat yang sangat besar yang diungkapkan di atas, tentu
saja wudhu memiliki rahasia lain yang lebih hebat, yaitu kemampuannya
untuk menghapus dosa-dosa dari anggota-anggota wudhu (dosa kecil).
Perhatikanlah hadist berikut ini:
Tidak
sekali-kali seseorang di antara kalian mendekati (akan melakukan)
wudunya, lalu ia berkumur dan beristinsyaq dan beristinsar (menyedot
air untuk membersihkan hidung, kemudian mengeluarkannya), melainkan
gugurlah semua kesalahan (dosa-dosa) dari mulut dan lubang hidungnya
bersamaan dengan air ketika beristinsar. Setelah itu ia membasuh
wajahnya seperti apa yang diperintahkan oleh Allah kepadanya,
melainkan berguguranlah semua dosa wajahnya dari ujung janggutnya
bersamaan dengan air. Kemudian membasuh kedua tangannya beserta
kedua sikunya, melainkan berguguranlah dosa-dosa kedua tangannya
dari ujung-ujung jemarinya. Kemudian menyapu kepalanya, melainkan
berguguranlah dosa-dosa kepalanya dari semua ujung rambut bersamaan
dengan air. Kemudian membasuh kedua telapak kakinya berikut kedua
mata kakinya seperti apa yang diperintahkan oleh Allah kepadanya,
melainkan berguguranlah dosa-dosa kedua telapak kakinya dari ujung
jari jemarinya bersamaan dengan air. Setelah itu ia berdiri dan
membaca hamdalah serta pujian kepada Allah dengan pujian yang layak
bagiNya, lalu melakukan salat dua rakaat, melainkan ia bersih dari
semua dosanya seperti pada hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya."
(HR Ahmad)
Karena
banyak dan besarnya manfaat wudhu, maka lakukanlah wudhu itu dengan
sempurna. Dalam pelaksanaannyapun usahakan untuk menyadari manfaatnya
dan memohon kepada Allah untuk membersihkan dosa-dosa seperti
disebutkan hadist di atas. Misalnya, ketika mencuci
muka, mohon kepada Allah agar dosa-dosa “muka, termasuk mata”,
ikut terbasuh/diampuni Allah. Dan niatkan untuk menjaga wajah dari
maksiat (sudah bersih jangan dikotori). Ketika Mencuci tangan, mohon
kepada Allah agar dosa-dosa yang ditimbulkan tangan dihapus Allah dan
niatkan untuk menjaga tangan dari maksiat. Demikian pula ketika
membersihkan anggota-anggota lain.
Belajarlah
untuk berwudhu dengan sempurna agar semua manfaat wudhu dapat diraih.
Ingatlah bahwa semua perintah Allah jika dilaksanakan pasti
bermanfaat, sebagian sudah diketahui manfaatnya dan sebagian lagi
belum. Demikian pula semua larangan Allah, jika
dilanggar pasti merugikan atau membahayakan.
Akhirnya,
marilah kita mematuhi perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kita
tingkatkan kemampuan kita setiap waktu untuk melaksanakan perintahNya
dan menjauhi laranganNya agar ketakwaan kita selalu meningkat.
Wallahu
‘alam bish shawab.
No comments:
Post a Comment