Monday, November 28, 2011

KISAH NABI SALEH AS


Nara Sumber: Abdurrahman Haqqi
Ditulis oleh: Mohammad Nabil Almunawar

Pembaca Zanjabil rahimakumullah, mar kital lanjutkan membahas surat al-A’raaf, yaitu dari ayat 73 sampai ayat 79 tentang kisah Nabi Saleh AS. Mari kita simak tafsir ayat-ayat tersebut.



Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.



Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata. "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih."[al-'Araaf(7):73]



Setelah kaum Ad musnah, kaum Tsamud mewarisi kejayaan kaum Ad. Kaum Ad dan kaum Tsamud adalah bangsa Arab 'Arib yang memiliki hubungan kekerabatan. Ad adalah anak Iram bin Iwad bin Sam bin Nuh AS, sedangkan Tsamud juga anak Iram. Jadi, Ad dan Tsamud adalah bersaudara. Kaum Tsamud tinggal di daerah antara Madinah dan Syam. Beberapa situs kaum Tsamud yang ditandai dengan rumah-rumah di dalam bukit (bukit yang dipahat) terdapat di Madain Salih, di utara kota Madina.



Sama halnya dengan kaum Ad, kaum Tsamud telah menyimpang dari ajaran tauhid. Nabi Saleh AS diutus untuk meluruskan akidah kaum Tsamud yang sesat. Ayat 73 memuat misi Nabi Saleh AS, yaitu “"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sikap kaum Tsamud terhadap Nabi Saleh AS sama dengan sikap kaum Ad terhadap Nabi Hud AS, yaitu menolak dan mendustakan. Para pembesar kaum Tsamud menolak ajaran Nabi Saleh AS seraya meminta bukti (mu'jizat) kebenaran Nabi Saleh AS.



Kaum Tsamud meminta Nabi Saleh AS mengeluarkan seekor unta betina besar dari sebuah batu. Nabi Saleh AS memenuhi permintaan mereka, bahkan beliau mempersilahkan kaumnya memilih batu tersebut. Dikisahkan bahwa Nabi Saleh AS diminta mengeluarkan seekor unta dari sebuah batu di ujung bukit. Batu tersebut keras, besar dan sendirian. Nabi Saleh AS kemudian pergi ke tempat beliau biasa melakukan sholat dan bermunajat, lalu dia berdoa kepada Allah SWT agar dikeluarkan seekor onta betina yang besar dari batu yang telah dipilih kaumnya.



Setelah Nabi Saleh AS berdoa, tiba-tiba batu tersebut bergetar, retak dan keluarlah seekor unta betina yang besar dalam keadaan bunting. Gemparlah kaum Tsamud. Kini mereka sebenarnya tidak mampu mengelak lagi, kebenaran Nabi Saleh telah terbukti di depan kepala-mata mereka. Unta betina itu adalah mu'jizat kebenaran Nabi Saleh AS dan ajarannya. Unta itu sangat hebat, ditakuti binatang lain. Nabi Saleh AS memberitahukan kepada ummatnya untuk tidak menggangu unta itu, jika mereka melakukannya mereka akan mendapat azab. Unta itu beranak dan hidup bebas bersama kaum Tsamud sampai suatu saat ketika unta itu dibantai dengan keji.



Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.[al-'Araaf(7):74]



Nabi Saleh AS kemudian mengingatkan kaumnya untuk bersyukur kepada Allah, tidak menyekutukanNya dan beribadat kepadaNya saja, berbuat baik dan tidak berbuat kerusakan. Nabi Saleh AS mengingatkan kaumnya bahwa mereka adalah pewaris kaum Ad yang perkasa. Pada saat yang sama mereka diingatkan akan kehancuran kaum Ad yang mendustakan utusan Allah (Nabi Hud AS) dan berbuat kerusakan di muka bumi.



Kaum Tsamud telah menguasai teknologi membangun, baik berupa istana-istana di tanah datar maupun rumah-rumah yang indah dibuat dari bukit dengan memahatnya. Teknologi yang sangat mengagumkan. Seharusnya kaum Tsamud ini belajar dari kehancuran kaum Ad, tetapi mereka mengulangi kesalahan fatal kaum Ad.



Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa Saleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Saleh diutus untuk menyampaikannya". Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu".[al-'Araaf(7):75-76]



Pembesar atau pemuka kaum Tsamud tidak suka dengan dakwah Nabi Saleh AS, walaupun mereka telah menyaksikan secara langsung mu'jizat Nabi Saleh AS. Para pembesar ini mencoba mempengaruhi pengikut Nabi Saleh AS yang sebagian besar adalah orang-orang yang lemah. Terjadilah dialog antara kelompok pembesar dan kelompok lemah tentang risalah yang dibawa Nabi Saleh AS. Para pembesar itu tetap pada pendiriannya untuk mendustakan Nabi Saleh AS dan sangat mencintai kesesatan mereka. Mereka sangat sombong dan kesombongan itu telah menutupi hati nurani mereka.



Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Saleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)". Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayit-mayit yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.[al-'Araaf(7):77-78]



Kesombongan para pembesar kaum Tsamud semakin merajalela. Kini mereka membuat makar untuk membunuh onta mu'jizat Nabi Saleh AS. Mereka berkeyakinan jika onta itu dibunuh maka kaum lemah yang percaya kepada Nabi Saleh AS akan berbalik kepada mereka, yakni berubah menjadi mengingkari Nabi Saleh AS.



Rencana membunuh onta tersebut dilakukan. Ide untuk membunuh onta itu keluar dari dua orang wanita yang bernama Unaizah binti Ganam dan Sadaqah binti al-Muhayya. Unaizah adalah wanita yang sudah cukup tua, tetapi terkemuka, kaya dan banyak memiliki anak perempuan yang cantik. Unaizah sangat memusuhi Nabi Saleh AS dan membuat makar untuk membantai unta betina itu dengan cara menawarkan anaknya yang cantik untuk dijadikan istri dari orang yang berhasil membunuh onta itu. Sadaqah adalah seorang janda cantik, berkedudukan tinggi dan mantan suaminya adalah pengikut Nabi Saleh AS. Sadaqah menawarkan dirinya untuk diperistri orang yang berani membunuh onta itu. Kedua wanita ini berhasil memikat dua orang laki-laki yang kemudian mengajak 7 orang temannya untuk membunuh onta itu. Mereka berhasil membantai onta itu secara keji.



Setelah Nabi Saleh menyaksikan onta mu'jizat itu mati, beliau sedih dan mengingatkan ummatnya untuk bertobat. Tetapi kaum Tsamud telah kesetanan, mereka menantang agar ancaman azab yang disampaikan Nabi Saleh AS segera didatangkan. Luar biasa, sombong sekali. Selanjutnya, setelah membantai onta itu, mereka kemudian berupaya untuk membunuh Nabi Saleh AS, tetapi upaya mereka gagal karena Allah melindungi Nabi Saleh AS.



Dalam waktu yang tidak terlalu lama (hanya beberapa hari saja) setelah pembantaian onta itu, azab Allah datang berupa suara menggelagar dan diikuti dengan gempa bumi dahsyat yang tidak hanya memusnahkan kesombongan kaum Tsamud tetapi juga membuat mereka terhina dan menjadi mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal yang mereka banggakan. Sunnguh menyedihkan!



Maka Saleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat".[al-'Araaf(7):79]



Nabi Saleh AS dan pengikutnya selamat dari azab Allah SWT. Ketika melewati perkampungan kaumnya yang durhaka yang kini telah menjadi mayat-mayat yang bergelimpangan, beliau berkata seperti ayat termaktub di QS 7:79. Ucapan Nabi Saleh AS tersebut membuktikan bahwa para mayat sesungguhnya dapat mendengarkan perkataan orang yang masih hidup.



Akhir dari penentangan kaum Tsamud sangat tragis. Mereka menantang azab Allah padahal mereka telah menyaksikan tanda-tanda kerasulan Nabi Saleh AS. Azab yang mereka minta itu datang tanpa permisi, membantai mereka dan siksa di nereka yang sangat dahsyat sudah pasti menunggu.



Wallahu ‘alam bish shawab.
(Bersambung)

No comments:

Post a Comment