Friday, November 18, 2011

KISAH NABI HUD AS


Nara Sumber: Abdurrahman Haqqi
Ditulis oleh: Mohammad Nabil Almunawar

Pembaca Zanjabil rahimakumullah,mari kita lanjutkan membahas tafsir surat al-A’raaf ayat 65 sampai ayat 7 tentang kisah Nabi Hud AS. Mari kita simak tafsir ayat-ayat tersebut.


Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.



Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Ad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" [al-'Araaf(7):65]



Nabi Hud AS adalah rasul yang diutus kepada kaum Ad yang berdomisili di wilayah antara Hadramaut, Yaman dan Oman. Nabi Hud AS adalah keturunan Nabi Nuh AS dari anaknya yang bernama Sam. Ad adalah cicit Sam (Ad bin Iram bin Iwad bin Sam).Yang menarik tentang Nabi Hud AS dalam Al-Qur'an adalah nama Nabi Hud AS maupun nama kaumnya (al-Ahqaaf) menjadi nama surat dalam Al-Qur'an, yaitu Surat Hud (11) dan Surat al-Ahqaaf (46). Nabi Hud AS adalah nabi pertama yang berbangsa Arab, Arab 'Arib. Bangsa Arab 'Arib adalah bangsa Arab awal. Bangsa Arab kemudian, yaitu bangsa Arab campuran keturunan Nabi Ismail AS disebut Arab Musta'rib.



Setelah banjir besar zaman Nabi Nuh AS yang memusnahkan ummatnya yang durjana, ummat Nabi Nuh AS yang selamat dan generasi awal setelah banjir hidup dengan penuh taat kepada Allah SWT. Namun, setelah beberapa generasi berikutnya yang mulai tersebar ke berbagai penjuru, penyimpangan-penyimpangan yang mengulangi kesalahan yang dilakukan ummat Nabi Nuh AS kembali terjadi.



Kaum Ad adalah kaum yang memiliki berbagai kelebihan baik fisik maupun intelektual dari kaum-kaum yang lain sehingga hidup mereka makmur dan mereka mampu menaklukkan negeri-negeri disekitarnya. Kaum Ad bukannya bersyukur dengan karunia Allah SWT itu, tetapi mereka mempersekutukan Allah SWT dengan tuhan-tuhan yang batil.



Nabi Hud AS diutus Allah SWT untuk meluruskan kembali aqidah kaumnya yang telah sesat dengan mengajak mereka kembali kepada tauhid, meninggalkan syirik yang telah mengakar pada kaum Ad. Nabi Hud AS mengajak kaumnya untuk menyembah Allah SWT semata dan bertakwa kepadaNya.

Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta".[al-'Araaf(7):66]



Walaupun Nabi Hud AS berasal dari keturunan yang mulia, berkedudukan tinggi dan disegani kaumnya, dakwah Nabi Hud AS mendapat tantangan keras dari para pemuka kaumnya. Pemuka-pemuka kaum Ad telah terbiasa dengan kesesatan sehingga menganggap kesesatan itu sebagai kebenaran dan menuding Nabi Hud AS sebagai seorang yang kurang akal yang mengancam kedudukan mereka. Mereka menuduh Nabi Hud AS berdusta dengan ucapan-ucapan yang mengajak kepada tauhid yang mereka anggap aneh.



Hud berkata: "Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu". [al-'Araaf(7):67-68]



Nabi Hud AS menyanggah tuduhan kaumnya yang tidak memiliki dasar itu. Kaumnya itu sesungguhnya mengetahui kecerdasan, ketulusan dan kesalehan Nabi Hud AS, tetapi ketika Nabi Hud AS mengajak mereka kepada tauhid dan takwa, mereka serta-merta menolak dan menuduh Nabi Hud AS dengan tuduhan-tuduhan yang dibuat-buat.



Nabi Hud AS menegaskan bahwa dia adalah seorang yang waras, berfikiran jernih dan mendapatkan bimbingan langsung dari Allah SWT, Tuhan semesta alam. Nabi Hud AS mendapat amanat dari Allah SWT untuk membimbing ummatnya ke jalan yang lurus, bersyukur dan bertakwa kepadaNya. Pengetahuan Nabi Hud AS sangat tinggi, langsung dibimbing Allah dan beliau dapat memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi kaumnya dengan bijaksana. Beliau adalah penasehat sejati yang selalu memberikan jalan keluar yang bijaksana sesuai dengan bimbingan Allah.



Namun, sebagian besar ummatnya tetap menolak ajakan Nabi Hud AS, mereka telah tersilau dengan kehidupan dunia yang sangat mereka cintai. Kaumnya berdalih, kok sang pembimbing itu manusia biasa saja?



Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada Kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.[al-'Araaf(7):69]



Nabi Hud menjelaskan bahwa seorang utusan dari Allah yang membimbing ummatnya sewajarnya seorang laki-laki berasal dari ummat itu dan dikenal baik oleh ummat itu. Mengharap utusan berasal dari mahluk lain (malaikat) adalah sesuatu yang tidak wajar dan mengada-ada. Karena kejadian banjir dahsyat zaman Nabi Nuh AS masih menjadi bahan cerita pada kaum Ad, Nabi Hud AS kemudian mengingatkan kaumnya bahwa mereka adalah pewaris dari kaum Nuh. Mereka diberikan berbagai kelebihan oleh Allah SWT, khususnya dalam keperkasaan tubuh dan perawakan. Mereka juga diberikan kemampuan intelektual yang hebat, sehingga mampu menciptakan berbagai teknologi, khususnya teknologi bangunan yang tinggi. Nabi Hud AS mencoba menyentuh hati ummatnya dengan mengingatkan nikmat-nikmat yang dikaruniakan Allah SWT kepada mereka. Seharusnya mereka bersyukur kepada Allah SWT, tetapi mereka sesat, berlaku syirik dan berbuat kezaliman.



Mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami? Maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar".[al-'Araaf(7):70]



Ummatnya tetap saja bersikeras membantah dan tetap mencintai jalan yang sesat. Mereka berdalih bahwa mereka mengikuti nenek-moyang mereka dalam menyembah tuhan-tuhan batil yang jumlahnya banyak itu. Mereka tidak mau bertauhid kepada Allah SWT. Mereka bahkan menentang agar Nabi Hud AS segera mendatangkan azab bagi mereka. Dengan sombong mereka menantang kebenaran dakwah Nabi Hud AS tentang azab yang diceritakannya.



Ia berkata: "Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu". Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu dan nenek moyangmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujah untuk itu? Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yang menunggu bersama kamu".[al-'Araaf(7):71]


Nabi Hud AS berkata benar. Sungguh celaka ummatnya yang menganggapnya berdusta. Bahwa azab yang dijanjikan itu pasti datang jika ummatnya tetap membangkang. Bahwa azab itu tidak segera datang sesungguhnya memberikan waktu buat ummatnya untuk bertobat dan mengikuti ajaran Nabi Hud AS. Tetapi kaum Ad yang degil itu tetap saja mempertahankan tuhan-tuhan batil mereka. Diantara tuhan-tuhan atau berhala-berhala itu diberi nama Samad, Samud dan al-Hana. Mereka memuja berhala-berhala itu padahal berhala-berhala itu tidak mampu mendatang manfaat ataupun mudarat. Sungguh keterlaluan! Pikiran mereka buntu dan hati mereka sudah membatu, kebenaran tidak mampu menembusnya. Azab yang ditunggu itu pasti datang dengan tiba-tiba dan azab itu pasti memusnahkan kaum Ad yang sombong dan zalim itu, tidak ada yang mampu menyelamatkan diri.



Maka Kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang bersamanya dengan rahmat yang besar dari Kami, dan kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan tiadalah mereka orang-orang yang beriman.[al-'Araaf(7):72]



Kaum Ad ditimpa kesusahan dengan musim kering yang panjang, lama sekali hujan tidak datang. Tanaman dan ternak mereka merana. Mereka mengirim utusan ke Mekkah untuk berdoa minta hujan di Ka'bah. Tingkah kaum Ad yang kontradiksi ini memang menggelikan. Mengapa mereka tidak minta hujan kepada berhala-berhala yang mereka sembah?



Doa minta hujan dijawab dengan datangnya awan hitam bergulung-gulung mendekati kawasan mereka tinggal. Mereka kira awan hitam itu membawa hujan, yang berarti doa mereka terkabul. Mereka bergembira-ria. Tetapi ketika awan itu mendekat, petakalah yang datang. Angin sor-sor yang dingin dan dahsyat selama 7 malam 8 hari telah meluluh-lantakkan kaum Ad yang celaka - tak satupun selamat, kecuali pengikut Nabi Hud AS.



Adapun kaum Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang,yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka. [QS al-Haqqah(69):6-8]


Wallahu ‘alam bish shawab.
(Bersambung)

No comments:

Post a Comment