Tuesday, October 25, 2011

SESALAN PENGHUNI NERAKA



Nara Sumber: Abdurrahman Haqqi
Ditulis oleh: Mohammad Nabil Almunawar



Pembaca setia rahimakumullah, mohon maaf karena berbagai kesibukan, posting tafsir Zanjabil tertunda. Mari kita simak kelanjutan tafsir Surat al-'Araaf, yaitu  ayat 49-59 tentang sesalan penghuni neraka..

(Orang-orang di atas A'raaf bertanya kepada penghuni neraka): "Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?" (Kepada orang mukmin itu dikatakan): "Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati.[al-A'raf (7):49]

Penghuni tempat yang tinggi (ashabul A'raaf) mengingatkan penghuni neraka (yang mereka kenal) mengenai sesumbar mereka tentang orang-orang beriman, yakni bahwa orang-orang beriman tersebut tidak akan mendapatkan rahmat Allah. Sembari menunjuk kepada ahli sorga yang menikmati rahmat Allah, para penghuni tempat yang tinggi ini mengejek ahli neraka dengan kata-kata yang pernah di pakai ahli neraka di dunia. Di akhirat akan terbukti bahwa yang tidak mendapatkan rahmat Allah ini adalah para penghuni neraka itu. Kata-kata yang mereka ucapkan di dunia menghujam ke diri mereka sendiri. Betapa malangnya!

Sesungguhnya orang-orang yang beriman berada dalam rahmat Allah. Mereka dipersilahkan memasuki sorga. Di sorga mereka mendapatkan kebahagiaan sejati, kedamaian abadi, berbagai macam kenikmatan yang tiada tara, tiada kekhawatiran dan rasa takutpun telah lenyap. Inilah balasan yang dijanjikan Allah buat orang-orang yang beriman kepadaNya dan istiqamah dengan keimanannya.

Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.[al-A'raf (7):50]

Penghuni neraka menderita tiada tara. Disamping rasa amat sangat sakit disebabkan dari siksaan yang mereka derita, mereka juga mengalami kehausan dan kelaparan yang tiada tara. Jiwa mereka pasti sangat menderita, kepedihan, kesusahan dan ketakutan yang sangat mencekam setiap saat dan selamanya. Penghuni neraka ini tidak tahan akan penderitaan mereka yang begitu hebat. Penderitaan mereka semakin parah karena mereka dapat menyaksikan kenikmatan yang dialami oleh penghuni sorga. Pendeknya, kondisi mereka sangat memilukan.

Para ahli neraka, dengan nada yang sangat memelas, meminta belas kasihan dari penghuni sorga yang mereka kenal, memohon dibagi minuman atau rizki lain (makanan) yang diberikan Allah kepada ahli sorga. Kedudukan ahli neraka sungguh memelas. Selain sangat menderita, mereka juga sangat terhina. Namun, penderitaan yang sangat berat akan memaksa mereka menghinakan diri lebih lanjut dengan mencoba mengemis kepada Ahli sorga. Celakanya, ahli sorga menolak tegas untuk membagi yang mereka nikmati kepada ahli neraka, karena Allah melarang mereka untuk memberikan apapun kepada ahli neraka. Allah tidak merahmati orang-orang kafir dan mengharamkan rizkiNya untuk mereka di akhirat. Kondisi ahli neraka memang sangat-sangat memelas dan memilukan sekali.

(Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka". Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.[al-A'raf (7):51]

Inilah dua sifat utama orang kafir yang disebut pada ayat sebelumnya, yaitu mempermainkan agama dan tertipu kepada kehidupan dunia. Sudah menjadi tabiat orang kafir bahwa mereka tidak percaya kepada ajaran agama dan kemudian mempermainkan agama dan mengolok-olok ajaran Allah dan orang-orang beriman ketika mereka menjalankan agama. Orang-orang kafir ini sangat culas terhadap ajaran Allah.

Orang kafir terpukau dan tertipu dengan kehidupan di dunia. Mereka berlomba-lomba dan sangat tamak dengan kehidupan dunia. Mereka mengira bahwa kehidupan hanya ada di dunia ini saja. Mereka tertipu! Akibatnya, mereka melupakan Pencipta dunia (Allah) dan menolak akhirat.

Di akhirat kelak, ketika berada di neraka, orang-orang kafir ini berharap-harap mendapatkan rahmat Allah. Mereka juga berharap Allah mengingat beberapa kebaikan mereka di dunia sehingga dengan kebaikan itu mereka berharap mendapatkan sedikit rizki dari sebagian rizki yang dinikmati ahli sorga. Malangnya, di akhirat Allah melupakan kebaikan yang pernah dilakukan orang-orang kafir itu. Di dunia orang-orang kafir melupakan Allah, mengingkari ayat-ayat Allah yang sesungguhnya memberi petunjuk dan mengingatkan mereka. Di akhirat Allah membalas dengan cara melupakan mereka pada saat mereka sangat berharap Allah mengingat mereka. Oh, betapa sakitnya!

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Qur'an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.[al-A'raf (7):52]

Ayat ini menjelaskan 'ayat-ayat Kami' yang disebut pada ayat sebelumnya. Ayat-ayat ini terhimpun dalam suatu Kitab Suci, yaitu Al-Qur'an. Segala sesuatu telah dijelaskan di dalam Al-Qur'an yang menuntun kepada jalan yang lurus menuju rahmat Allah di dunia dan di akhirat. Mereka yang beriman kepada Al-Qur'an dan mengikuti petunjuk-petunjuk serta memperhatikan dengan serius rambu-rambu atau peringatan yang ada di dalamnya akan terbimbing ke jalan yang lurus dan selalu dalam rahmat Allah. Mereka yang mengingkari Al-Qur'an pasti celaka dan terjerumus ke dalam jurang neraka dan berdomisili di dalamnya, mendapatkan segala kesengsaraan sejati.

Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) Al Qur'an itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Qur'an itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafaat bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?" Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan. [al-A'raf (7):53]

Orang-orang kafir itu mengingkari ayat-ayat Al-Qur'an dan menantang kebenaran Al-Qur'an dengan sombong. Waktu hidup di dunia ini tidaklah lama dan ketika mereka yang kafir dan sombong itu dihadapkan dengan kebenaran ayat-ayat Al-Qur'an di akhirat nanti mereka baru menyadari kasalahan fatal mereka mengingkari kebenaran selama hidup di dunia. Mereka menyesal. Tetapi sesal kemudian tiada berguna. Walaupun di akhirat mereka mengakui bahwa memang benar ada rasul-rasul Allah yang membawa kebenaran, tapi semua pengakuan itu sia-sia belaka.

Mereka berharap pengakuan mereka ini akan mendapat perhatian Allah dan mengharapkan syafaat (rekomendasi positip) dari rasul-rasul itu (maksudnya rasul yang datang untuk memberikan petunjuk dan mengajari ayat-ayat Allah kepada mereka) agar Allah mengampuni mereka. Mereka juga berharap dikembalikan ke dunia dan mengulangi hidup mereka untuk mengikuti petunjuk rasul itu dan berbuat baik.

Namun, harapan tinggal harapan, waktu tidak dapat mundur. Akhirat telah tiba. Mereka harus mempertanggungjawabkan keingkaran, kedunguan, kesombongan dan segala macam kezaliman yang mereka lakukan di dunia. Tiada syafaat bagi orang kafir, dan tiada ampunan bagi orang musyrik dan zalim. Tindakan bodoh mereka di dunia sesungguhnya merugikan diri mereka sendiri. Di akirat, tuhan-tuhan yang mereka dambakan tidak berkutik. Jangankan tuhan-tuhan itu dapat memberikan pertolongan, menolong diri mereka sendiri saja tidak sanggup.

Kesadaran orang kafir akan tindakan bodoh yang merugikan diri mereka sendiri baru muncul di akhirat. Terlambat sudah. Sesal kemudian memang tiada berguna.

Wahai pembaca Zanjabil rahimakumullah, gunakanlah kesempatan di dunia ini untuk menyiapkan bekal di akhirat. Teguhkanlah iman dan beramallah dengan amal yang baik yang dapat menjadi investasi di akhirat. Jangan sampai tindakan bodoh atau melakukan amal sia-sia di dunia ini yang kelak disesali di akhirat. Diantara amal merugi (sia-sia dan berdosa) yang diingatkan oleh Nabi SAW (hadist yang diriwayatkan oleh Dailami) yaitu: mencari keaiban orang lain, keras hati, berangan-angan kosong dengan keduniaan, berbuat zalim, terlalu cinta dunia dan kehilangan rasa malu.

Wallahu ‘alam bish shawab   
(Bersambung)

No comments:

Post a Comment