Tuesday, February 28, 2012

Mu'jizat Nabi Musa AS

Nara Sumber: Abdurrahman Haqqi
Ditulis oleh: Mohammad Nabil Almunawar





Pembaca Zanjabil rahimakumullah, kita lanjutkan pembahasan tafsir surat al-'Araaf, ayat 103-126, tentang mu'jizat Nabi Musa AS.

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

Kemudian Kami utus Musa sesudah rasul-rasul itu dengan membawa ayat-ayat Kami kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan. [QS 7:103]

Ayat-ayat sebelumnya bercerita tentang nabi-nabi sebelumnya, (yaitu Nabi Nuh AS, Nabi Hud AS, Nabi Lut AS dan Nabi Syuaib AS) dan kedurhakaan ummat mereka. Mulai ayat 103 sampai ayat 171 adalah cerita tentang Nabi Musa AS dan kaumnya.

Ayat 103 menceritakan Nabi Musa AS diutus menghadap Fir'aun dan pemuka-pemukanya untuk mengakui kerasulannya yang didukung dengan mu'jizat (ayat-ayat) yang nyata. Mu'jizat-mu'jizat itu dahsyat dan menggemparkan kaum Fir'aun yang suka sihir itu. Fir'aun adalah gelar raja Mesir. Menurut suatu riwayat yang kuat, Fir'aun yang berhadapan dengan Nabi Musa AS adalah Ramses II. Setelah menyaksikan mu'jizat Nabi Musa AS, sesungguhnya hati Fir'aun tergetar akan kehebatan mu'jizat Nabi Musa AS, tetapi kesombongannya telah menutupi hati nurani yang tergetar itu. Akibat kekufurannya, Fir'aun menjadi orang yang berbuat kerusakan di muka bumi, karena menentang dan berusaha keras untuk menghancurkan kebenaran yang telah disaksikannya.

Dan Musa berkata: "Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam (104), wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israel (pergi) bersama aku" (105). Fir'aun menjawab: "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar" (106). Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya (107). Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya (108). [QS 7:104-108]

Setelah Nabi Musa AS berhasil menemui Fir'aun, beliau menyampaikan misi beliau sebagai seorang rasul yang di utus Allah SWT untuk menegakkan kebenaran dan membebaskan Bani Israil dari perbudakan. Secara lantang Nabi Musa AS menyatakan bahwa dia adalah seorang rasul yang diutus dengan bukti yang nyata di hadapan Fir'aun. Tentu saja Fir'aun terkejut, tidak percaya dengan perkataan Nabi Musa AS. Dengan muka merah padam, menahan marah, karena belum pernah selama hidupnya berhadapan dengan seorang yang memiliki keberanian yang begitu hebat, Fir'aun menantang Nabi Musa AS untuk membuktikan ucapannya.

Serta merta Nabi Musa AS menerima tantangan Fir'aun dengan senang hati. Bukti pertama pun dipresentasikan. Nabi Musa AS melemparkan tongkatnya di depan Fir'aun. Tiba-tiba tongkat itu menjadi ular yang sangat besar dan bergerak gesit ke arah Fir'aun. Fir'aun tentu saja ketakutan setengah mati, sehingga dia melompat dari singgasananya dan berusaha berlari sekuat tenaga. Namun, ular itu dengan gesit mencegat Fir'aun dengan sikap siap menerkam dan menelan Fir'aun bulat-bulat. Fir'aun benar-benar kehilangan nyali, takut mati di telan ular yang dahsyat itu. Dia menjerit, meminta tolong kepada Nabi Musa AS agar menghentikan keganasan ular yang besar itu, seraya berjanji akan beriman. Nabi Musa AS memegang ular yang besar itu dan tiba-tiba ular itu kembali menjadi tongkat yang dipegang Nabi Musa AS.

Setelah Ular itu kembali berubah menjadi tongkat, Nabi Musa AS mempresentasikan mu'jizat yang kedua. Nabi Musa AS memasukkan tangannya ke dalam bajunya dan mengepit tangan itu dengan ketiaknya, kemudian tangan itu dikeluarkan dan diangkatnya ke atas. Tangan itu bercahaya, bagaikan lampu yang sangat cemerlang. Cahaya tangan Nabi Musa AS sungguh terang dan dapat disaksikan oleh semua orang yang melihatnya (termasuk Fir'aun), bahkan cahaya tangan itu dapat dilihat dari jarak yang jauh. Banar-benar mencengangkan!

Namun, Firaun yang menyatakan beriman kepada Nabi Musa AS karena takut dengan ular mu'jizat itu tiba-tiba ingkar dan melontarkan ide bahwa apa yang dilakukan Nabi Musa AS adalah sihir belaka. Ide Fir'aun ini ditangkap oleh pembesarnya dan bahkan ditambah lagi dengan fitnah pengusiran yang hendak dilakukan Nabi Musa AS.

Pemuka-pemuka kaum Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai (109), yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu". (Fir'aun berkata): "Maka apakah yang kamu anjurkan? (110)" Pemuka-pemuka itu menjawab: "Beritangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir) (111), supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai (112)".[QS 7:109-112]

Masyarakat yang dipimpin Fir'aun masa itu adalah masyarakat yang percaya dengan sihir dan sihir boleh dikatakan telah membudaya di masyarakat. Maka tuduhan pembesar Fir'aun bahwa Nabi Musa AS adalah seorang penyihir yang lihai mudah diterima. Masyarakatpun ditakut-takuti bahwa Nabi Musa AS dan saudaranya (Nabi Harun AS) berencana menguasai Mesir dan akan mengusir mereka dari negeri Mesir.

Fir'aun lalu meminta ide dari pemuka-pemuka (pembantu atau mungkin boleh juga disebut para menterinya) cara menghadapi Nabi Musa AS. Mereka berembuk dan menyampaikan ide untuk tanding sihir. Mereka yakin di negeri yang mereka kuasai banyak sekali pakar sihir yang dapat mengalahkan “sihir” Nabi Musa AS. Kalau tanding sihir ini dapat dimenangkan maka tamatlah riwayat Nabi Musa AS. Selanjutnya Nabi Musa AS dan saudaraya (Nabi Harun AS) ditahan dan ditawari bertanding dengan para penyihir yang akan didatangkan oleh Fir'aun pada waktu yang telah disepakati. Para pemuka Fir'aun mengumpulkan semua penyihir yang pandai dari berbagai penjuru negeri. Mereka didatangkan untuk menghadapi Nabi Musa AS dengan iming-iming hadiah yang besar.

Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir'aun mengatakan: "(Apakah) sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang? (113)" Fir'aun menjawab: "Ya, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku)" (114).[QS 7:113-114]

Ayat 113 dan 114 mengungkapkan daya tarik yang diberikan oleh Fir'aun kepada para pakar sihir agar mau bertanding dengan Nabi Musa AS. Para penyihir itu memang telah terbiasa mendapatkan upah dari pekerjaan sihir yang mereka lakukan. Mereka adalah para penyihir professional. Undangan Fir'aun tentu saja tidak disia-siakan, bahkan mereka meminta upah yang besar kepada Fir'aun. Mereka yakin akan menang melawan Nabi Musa AS. Mereka tidak mengenal Nabi Musa AS sebagai ahli sihir, dengan kabar “sihir” yang ditampilkan Nabi Musa AS di depan Fir'aun, mereka beranggapan bahwa Nabi Musa AS adalah anak kemarin sore, yang ilmu sihirnya mudah ditaklukkan. Dengan penuh percaya diri akan menang bertanding dengan Nabi Musa AS, apalagi Nabi Musa AS akan dikeroyok oleh pakar-pakar sihir yang tersohor, maka para pakar sihir itu sangat berharap mendapatkan kedudukan di sisi Fir'aun.

Jawaban Fir'aun terhadap permohonan para pakar sihir sangatlah membesarkan hati para pakar sihir itu. Maka dengan penuh percaya diri mereka siap berhadapan dengan Nabi Musa AS pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.

Fir'aun dan pembesarnya yakin dapat menjatuhkan dan menghina Nabi Musa AS dan mungkin berencana akan membunuhnya setelah dikalahkan dan dihina. Para pembesar Fir'aun menyiapkan arena pertandingan yang sangat luas dengan trik-trik yang sudah dirancang matang. Seluruh masyarakat akan diundang menyaksikan pertandingan yang hebat itu, dengan harapan masyarakat dapat menyaksikan kekalahan dan kehinaan Nabi Musa AS dan sekaligus memperkokoh kekuasan Fir'aun yang mengaku tuhan itu.

Makar Fir'aun yang menurutnya sangat logis dan sudah pasti menang itu tidak akan mampu berhadapan dengan makar Allah. Menurut Fir'aun mana mungkin Musa dapat menang dengan ribuan pakar sihir yang sudah terbukti kehebatannya di Mesir. Ayat-ayat berikutnya akan bercerita tentang kekalahan Fir'aun yang sangat memilukan. Bagaimana tidak memilukan dan sekaligus memalukan, kekalahan fatal itu terjadi di depan rakyatnya sendiri. Wibawa dan ketuhanan Fir'aun (dia mengaku sebagai tuhan) hancur lebur ditelan mu'jizat Nabi Musa AS. 

Ahli-ahli sihir berkata: "Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan? (115)" Musa menjawab: "Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan) (116). Dan kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!" Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan (117). Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan (118). Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina (119). [QS 7:115 -119]

Waktu pertandingan antara para pakar sihir yang jumlahnya ribuan itu berhadapan dengan Nabi Musa AS telah tiba. Alun-alun yang disiapkan khusus untuk pertandingan itu beserta tempat duduk Fir'aun dan pembesar-pembesarnya telah siap. Berangsur-angsur para undangan dan rakyat yang akan menyaksikan berdatangan dari berbagai penjuru. Fir'aun yang diiringi para pembesar-pembesarnya kemudian memasuki arena dan memberikan abah-abah agar pertandingan dimulai.

Kini pertandingan dimulai. Nabi Musa AS berhadapan dengan para pakar sihir yang jumlahnya sangat banyak. Suatu pertandingan yang tidak adil. Namun apa mau dikata, Nabi Musa AS harus menghadapi mereka. Para ahli sihir itu bersenjatakan tali dan tongkat kemudian berujar kepada Nabi Musa AS, menawarkan siapa yang akan memulai, seraya menekankan bahwa engkau (Musa) kini berhadapan dengan para pakar sihir yang tersohor. Nabi Musa AS mengambil sikap bertahan, yakni tidak memulai, suatu sikap tawadu yang menandakan ahlak yang mulia. Jadi, Nabi Musa AS memilih melempar kemudian, yakni bereaksi dari tantangan yang dihadapkan oleh para pakar sihir Fir'aun.

Para penyihir itu tanpa membuang waktu melemparkan tali-tali dan tongkat-tongkat yang mereka pegang. Banyak sekali tali-tali dan tongkat-tongkat yang dilemparkan, ribuan jumlahnya, sesuai dengan jumlah pakar sihir yang mengikuti pertandingan itu.

Ketika menyetuh tanah tali-tali dan tongkat-tongkat itu tiba-tiba berubah menjadi ular, meliuk-liuk, berbagi macam bentuk dan ukuran. Begitu banyaknya “ular” itu sehingga arena pertandingan itu dipenuhi dengan “ular”, bertumpuk-tumpuk, nampaknya sangat mengerikan dan menakutkan. Namun, ular-ular itu bukankah ular yang sesungguhnya, ular-ular itu adalah tipuan para penyihir yang berhasil menyihir mata manusia yang melihat tali-tali dan tongkat-tongkat seolah-olah tali-tali dan tongkat-tongkat itu adalah ular. Mereka yang menyaksikan sihir itu terpengaruh dengan ilusi yang dibuat penyihir. Rasa syak dan takut akan merasuk ke dalam diri mereka yang terkena sihir. Namun, sesungguhnya sihir itu bukanlah hal yang nyata, hanya ilusi yang berpengaruh ke dalam jiwa mereka yang terpengaruh.

Nabi Musa AS pada awalnya juga terkejut, ada juga rasa takut merasuk ke dalam diri, sehingga lupa dengan senjata (tongkat) pamungkas yang dimilikinya. Namun, kemudian Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa AS untuk melemparkan tongkatnya. Begitu tongkat Nabi Musa AS menyentuh tanah, tongkat itu menjelma menjadi ular yang sangat besar, ganas dan bergerak gesit. Ular Nabi Musa AS, dengan gerakan yang sangat gesit, melahap semua “ular” para penyihir tanpa sisa. Kini para penyihir itu terkesima, tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan, suatu kenyataan dahsyat yang membuat persendian mereka lemas. Mereka menjadi ketakutan melihat ular nyata yang besar dan ganas itu. Para penyihir itu serta-merta menyadari bahwa ilmu Nabi Musa AS bukanlah sihir, tetapi sesuatu yang dahsyat yang datang dari Yang Maha Kuasa, yakni Tuhan Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS (Allah SWT). Mereka telah menyaksikan ayat Allah SWT yang dahsyat, mu'jizat Nabi Musa AS.

Pertandingan yang dirancang Fir'aun itu kini menjadi bumerang buat Fir'aun, karena dia mengalami kekalahan telak yang sangat memalukan di depan para pembesar dan rakyatnya. Tentu saja kewibawaan dan ketuhanan Fir'aun, hancur lebur. Maksud hati ingin mengalahkan dan menghina, tapi yang terjadi dikalahkan dan terhina. Sungguh malang!

Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud (120). Mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam (121), "(yaitu) Tuhan Musa dan Harun" (122).[QS 7:120-122]

Kemalangan Fir'aun menjadi lengkap karena para ahli sihir andalannya kini takluk dan beriman kepada Nabi Musa AS, mereka menyadari kekuasaan Allah, Tuhan semesta alam, Tuhan Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS, dan juga Tuhan mereka.

Kesadaran yang sangat menyentuh. Tentu saja betapa sejuk dan indahnya kesadaran yang dirasakan oleh para penyihir itu. Kini para penyihir itu menjadi orang-orang yang beriman (bersimpuh dan sujud, beriman kepada Allah, Tuhan semesta alam). Para penyihir itu kini menjadi pemenang seperti Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS. Tinggallah Fir'aun dan pembesarnya yang merasakan kekalahan yang sangat menyakitkan.

Fir'aun merasa takut, takut akan kehilangan kekuasaannya karena kekalahan yang telak di hadapan publik. Karena tidak ada lagi kewibawaan, Fir'aun menggunakan taktik teror, menanamkan rasa takut kepada rakyatnya agar mereka jangan pernah berfikir untuk menggoyang kekuasaannya. Korban taktik teror ini adalah para mantan penyihir itu. Tentu saja Fir'aun sangat dendam kepada Nabi Musa AS.

Firaun berkata: "Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?, sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya dari padanya; maka kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini) (123); demi, sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik, kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya. (124)" Ahli-ahli sihir itu menjawab: "Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami kembali (125). [QS 7:123-125]

Menyaksikan para penyihir yang diundang dan diandalkannya beriman kepada Nabi Musa AS, Fir'aun naik pitam dan segera menjalankan taktik terornya kepada para penyihir itu. Fir'aun memutar-balikkan fakta, memaksakan ide baru dengan menuduh bahwa para penyihir itu bersekongkol dengan Nabi Musa AS untuk merebut kekuasaan darinya (yakni mengusir penduduk dari kota). Tuduhan Fir'aun ini sungguh menggelikan, dia sesungguhnya sadar sepenuhnya bagaimana mungkin Musa bersekongkol dengan para penyihir itu. Bukankah Musa ditahan pada saat Fir'aun mengumpulkan para penyihir itu? Fir'aun juga tahu persis bahwa pertemuan Musa dengan para penyihir itu pertama kali terjadi di arena pertandingan itu, tidak ada pertemuan sebelumnya. Persekongkolan yang dituduhkan itu mustahil terjadi. Namun, dengan kekuasan yang dimilikinya Fir'aun dapat berbuat apa saja.

Dengan kekuasaan besar yang masih digengamnya, Fir'aun meneror rakyatnya melalu penyiksaan terhadap para mantan pakar sihir andalannya. Para pakar sihir itu dihukum dengan hukuman mati, yakni dipotong tangan dan kaki bersilang dan disalib sampai mati. Taktik teror Fir'aun sangat kejam. Beribu-ribu mantan pakar sihir yang diundangnya dieksekusi dengan cara yang membuat mereka menyaksikan eksekusi itu ketakutan setengah mati. Itulah taktik teror untuk membungkam rakyat yang menyaksikan kekalahan Fir'aun agar mereka tidak berfikir untuk menggoyang kekuasaannya.

Ayat 125 mengungkapkan kekuatan iman yang sangat mengagumkan. Para mantan pakar sihir yang telah beriman diancam dengan hukuman mati dengan cara yang sangat mengerikan itu tidak bergeming. Setelah menyaksikan ayat-ayat Allah melalui mu'jizat Nabi Musa AS, iman yang kokoh telah tertancap ke dalam dada para mantan pakar sihir itu. Mereka tidak takut mati dan siap bertemu dengan Allah SWT dengan iman mereka. Luar biasa!

Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami". (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)" . [QS 7:123-125]

Kini para hamba Allah yang telah beriman dengan keimanan yang kokoh itu berani bersikap tegas bahwa Fir'aun adalah musuh orang beriman. Keimanan mereka mantap dengan ayat-ayat Allah (mu'jizat) yang mereka saksikan. Mereka mendapat hidayah dari Allah SWT. Mereka mungkin justru bingung dengan Fir'aun yang tidak mampu melihat kebenaran yang dia saksikan sendiri, bahkan berkali-kali. Sungguh Fir'aun adalah mahluk yang telah mengalami kebutaan hati yang sangat parah.

Sadar dengan taktik teror Fir'aun itu dan mereka tidak mungkin lepas dari kekejaman Fir'aun, para mantan penyihir yang telah kokoh imannya ini berdo'a kepada Allah SWT agar mereka diberikan kesabaran dalam menghadapi teror Fir'aun yang sangat kejam. Mereka memohon kepada Allah SWT agar mereka tetap berserah diri dan wafat dalam keadaan berserah diri dengan penuh keimanan. Sungguh indah sekali keimanan mereka itu, kokoh bagaikan masjid yang tak goyah diterpa tsunami.

Wallahu ‘alam bish shawab.

Tuesday, February 21, 2012

HATAMAN A-QUR'AN KE 10 BAHRUSYSYIFA

Foto diatas menunjukkan hataman al-qur'an ke 10 yang diadakan di masjid Al-Ikhlas bagusari di bahrusysyifa Center
Aktifitas saifudin yang sedang asyik membaca al-qur'an dalam hataman al-qur'an ke 10, ustadz saifudin sedang membaca al-qur'an di musholah bapak Sukadi..
 Aktifitas salah satu Al-hafidz yang sedang membaca al-qur'an dalam hataman al-quran bahrusysyifa ke 10, al-hafidz sedang membaca al-qur'an di masjid baitul-muttaqin, salah satu masjid yang mensuport kegiatan bahrusysyifa
Santri kecil baru selesai membaca al-quran dari beberapa masjid yang ditempati hataman ke 10
Salah satu al-hafidz peserta hataman al-qur'an ke 10 bahrusysyifa, al-hafidz sedang membaca al-qur'an di musholah bapak poing
Ustadz Laghoni sedang membaca al-qur'an di simak oleh ustadz sofi al-hafidz pada hataman al-quran bahrusysyifa di masjid al-ikhlash
Ustadz sofi sedang khusuk membaca al-qur'an di masjid al-ikhlash pada hataman alquran ke 10 bahrusysyifa.....
Mereka adalah beberapa remaja masjid al-ikhlash yang sedang membantu memasak untuk hidangan makan siang al-hafidz pada hataman al-qur'an ke 10
Para santri kecil bahrusysyifa sedang antri untuk bergiliran membaca al-quran pada hataman al-quran saat juz 30 untuk menyelesaikan bacaan para senior al-hafidz dan berdoa bersama mendoakan para penderma
Santri vikri sedang membaca al-quran pada hataman al-qur'an ke 10 dan disemak oleh santri lainnya....mereka mebaca al-qur'an di masjid baitul-muttaqin
Para santri kecil bahrusysyifa putri juga tidak mau kalah, mereka juga membaca al-qur'an di musholah bapak poing pada hataman al-quran ke 10 bahrusysyifa
santri hilmi lagi asyik membaca al-quran dan di simak oleh santri yayak dan santri Rizal
Ustadz Lutfiaqil sedang memasang banner bahrusysyifa di masjid al-ikhlas bagusari
Masyarakat ikut membuat banner bahrusysyifa di masjid al-ikhlash
Aktifitas pengecoran tiang banner, cak mariyadi sedang serius membuat adonan semen cor untuk tiang
 Mas wick sedang meratakan adonan cor pada tiang penyangga banner yang ditanam di tanah
Tanpak banner neon box bahrusysyifa yang ada di depan masjid al-ikhlash dibahrusysyifa center
Tampak banner neon box bahrusysyifa di malam hari di bahrusysyifa center
Foto bersama para al-hafidz di masjid al-ikhlash pada hataman al-qur'an ke 10
Para al-hafidz peserta hataman al-quran ke 10 menutup hataman al-quran dengan berdoa bersama untuk mendoakan semua para penderma serta hajad dan doa yang dikirmkan dalam acara hataman al-quran ke 10
Kyai kodir sedang memberi tausiah di masjid al-ikhlash pada pengajian al-quran bahrusysyifa yang ke 10 di masjid al-khlash
 Beberapa santri bahrusysyifa berfoto bersama dengan bapak bupati dan wakil bupati lumajang bapak sahrajad masdar dan bapak as'at
Bapak bupati sedang memberikan konsep-konsep tentang koperasi dan wirausaha yang baik pada masyarakat di sekitar bahrusysyifa center
Inilah sosok orang nomer satu di lumajang saat ini, yaitu bapak bupati sahrajad masdar
Makan bersama Bapak bupati dan Wakil bupati, bapak Sahrajad Masdar dan bapak Sa'at
Para santri Bahrusysyifa yang muroja'ah di musholah bapak poing memberikan hadiah bacaan al-qur'an kepada Ahmad shafee HJ Khalid sebagai hadiah ulang tahun
Para santri Bahrusysyifa yang muroja'ah di musholah bapak Sukadi memberikan hadiah bacaan al-qur'an kepada Ahmad shafee HJ Khalid sebagai hadiah ulang tahun
Para santri Bahrusysyifa yang muroja'ah di Masjid Baitul Muttaqin memberikan hadiah bacaan al-qur'an kepada Ahmad shafee HJ Khalid sebagai hadiah ulang tahun  
Para santri Bahrusysyifa yang muroja'ah di Masjid Al-ikhlash bahrusysyifa center memberikan hadiah bacaan al-qur'an kepada Ahmad shafee HJ Khalid sebagai hadiah ulang tahun 
Setelah muroja'ah hari minggu pagi.......santri bahrusysyifa bermain sepak bola di halaman depan masjid al-ikhlash
Setelah Muroja'ah kemudian olah raga dan diteruskan makan bersama dari shodaqoh Ahmad shafee HJ Khalid....subhanalloh
ALhandulillah makan bersama bersama santri-santri kecil bahrusysyifa atas shodaqoh ahmad shafee hj khalid...amin3X.....kapanlagi ya.... 
Ustadz mabib terlambat nihhhh......wah kehabisan nasi dan ayam gorengnya nih ustadz.........
 

Thursday, February 9, 2012

Maulid Nabi Muhammad dan Rapat Wali santri al-qur'an

Para Wali santri putri dan beberapa santri sedang mengikuti pertemuan wali murid dalam rapat dengan bahrusysyifa yang dipimpin oleh ustadz Mabib Muroqob di masjid al-ikhlash
Bapak-bapak wali santri yang mengikuti rapat dengan bahrusysyifa mengenai evaluasi perkembangan para santri al-qur'an
Ustadz Mabib Muroqob dan Ustadz darwis memimpin acara pertemuan dengan wali santri di masjid al-ikhlash bahrusysyifa center
 Remaja putri Tifatu dan Afifatulwidad menjadi pembawa acara dalam rapat wali santri di masjid al-ikhlash
Remaja putra sedang asyik mendengarkan rapat wali santri
Remaja Roshid sedang membidik dengan kamera digitalnya dalam acara rapat wali santri di masjid al-ikhlash bahrusysyifa center
 Intan sedang menunjukkan kotak kue yang berlabel lambang bahrusysyifa.....
para remaja masjid yang selalu siap menasuport kegiatan bahrusysyifa dalam melaksanakan kegiatan islami.
para santri TPA keliling kampung merayakan maulid nabi Muhammad
Bahrusysyifa mengadakan maulid nabi Muhammanad bersama para santri TPA dan wali murid serta para dhu'afa
 tampak depan rumah bahrusysyifa yang baru saja di rehab......subhanalloh
Tampak dalam seanbelah barat ruangan rumah bahrusysyifa yang baru di rehab
tampak ruanagan sebelah timur dan beberapa kamar yang ada dirumah tahfidz bahrusysyifa
Tampak samping sebelah timur rumah bahrusysyifa yang baru saja di rehab....
Ustadz Lutfiaqil sedang menjadi pembawah acara dalam acara maulid nabi Muhammad di masjid al-ikhlash
Ustadz aku dong ustadza kotak nasihnya,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,bentar pasti semuanya kebagian