Monday, November 28, 2011

KISAH NABI SALEH AS


Nara Sumber: Abdurrahman Haqqi
Ditulis oleh: Mohammad Nabil Almunawar

Pembaca Zanjabil rahimakumullah, mar kital lanjutkan membahas surat al-A’raaf, yaitu dari ayat 73 sampai ayat 79 tentang kisah Nabi Saleh AS. Mari kita simak tafsir ayat-ayat tersebut.



Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.



Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata. "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih."[al-'Araaf(7):73]



Setelah kaum Ad musnah, kaum Tsamud mewarisi kejayaan kaum Ad. Kaum Ad dan kaum Tsamud adalah bangsa Arab 'Arib yang memiliki hubungan kekerabatan. Ad adalah anak Iram bin Iwad bin Sam bin Nuh AS, sedangkan Tsamud juga anak Iram. Jadi, Ad dan Tsamud adalah bersaudara. Kaum Tsamud tinggal di daerah antara Madinah dan Syam. Beberapa situs kaum Tsamud yang ditandai dengan rumah-rumah di dalam bukit (bukit yang dipahat) terdapat di Madain Salih, di utara kota Madina.



Sama halnya dengan kaum Ad, kaum Tsamud telah menyimpang dari ajaran tauhid. Nabi Saleh AS diutus untuk meluruskan akidah kaum Tsamud yang sesat. Ayat 73 memuat misi Nabi Saleh AS, yaitu “"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sikap kaum Tsamud terhadap Nabi Saleh AS sama dengan sikap kaum Ad terhadap Nabi Hud AS, yaitu menolak dan mendustakan. Para pembesar kaum Tsamud menolak ajaran Nabi Saleh AS seraya meminta bukti (mu'jizat) kebenaran Nabi Saleh AS.



Kaum Tsamud meminta Nabi Saleh AS mengeluarkan seekor unta betina besar dari sebuah batu. Nabi Saleh AS memenuhi permintaan mereka, bahkan beliau mempersilahkan kaumnya memilih batu tersebut. Dikisahkan bahwa Nabi Saleh AS diminta mengeluarkan seekor unta dari sebuah batu di ujung bukit. Batu tersebut keras, besar dan sendirian. Nabi Saleh AS kemudian pergi ke tempat beliau biasa melakukan sholat dan bermunajat, lalu dia berdoa kepada Allah SWT agar dikeluarkan seekor onta betina yang besar dari batu yang telah dipilih kaumnya.



Setelah Nabi Saleh AS berdoa, tiba-tiba batu tersebut bergetar, retak dan keluarlah seekor unta betina yang besar dalam keadaan bunting. Gemparlah kaum Tsamud. Kini mereka sebenarnya tidak mampu mengelak lagi, kebenaran Nabi Saleh telah terbukti di depan kepala-mata mereka. Unta betina itu adalah mu'jizat kebenaran Nabi Saleh AS dan ajarannya. Unta itu sangat hebat, ditakuti binatang lain. Nabi Saleh AS memberitahukan kepada ummatnya untuk tidak menggangu unta itu, jika mereka melakukannya mereka akan mendapat azab. Unta itu beranak dan hidup bebas bersama kaum Tsamud sampai suatu saat ketika unta itu dibantai dengan keji.



Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.[al-'Araaf(7):74]



Nabi Saleh AS kemudian mengingatkan kaumnya untuk bersyukur kepada Allah, tidak menyekutukanNya dan beribadat kepadaNya saja, berbuat baik dan tidak berbuat kerusakan. Nabi Saleh AS mengingatkan kaumnya bahwa mereka adalah pewaris kaum Ad yang perkasa. Pada saat yang sama mereka diingatkan akan kehancuran kaum Ad yang mendustakan utusan Allah (Nabi Hud AS) dan berbuat kerusakan di muka bumi.



Kaum Tsamud telah menguasai teknologi membangun, baik berupa istana-istana di tanah datar maupun rumah-rumah yang indah dibuat dari bukit dengan memahatnya. Teknologi yang sangat mengagumkan. Seharusnya kaum Tsamud ini belajar dari kehancuran kaum Ad, tetapi mereka mengulangi kesalahan fatal kaum Ad.



Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa Saleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Saleh diutus untuk menyampaikannya". Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu".[al-'Araaf(7):75-76]



Pembesar atau pemuka kaum Tsamud tidak suka dengan dakwah Nabi Saleh AS, walaupun mereka telah menyaksikan secara langsung mu'jizat Nabi Saleh AS. Para pembesar ini mencoba mempengaruhi pengikut Nabi Saleh AS yang sebagian besar adalah orang-orang yang lemah. Terjadilah dialog antara kelompok pembesar dan kelompok lemah tentang risalah yang dibawa Nabi Saleh AS. Para pembesar itu tetap pada pendiriannya untuk mendustakan Nabi Saleh AS dan sangat mencintai kesesatan mereka. Mereka sangat sombong dan kesombongan itu telah menutupi hati nurani mereka.



Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Saleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)". Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayit-mayit yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.[al-'Araaf(7):77-78]



Kesombongan para pembesar kaum Tsamud semakin merajalela. Kini mereka membuat makar untuk membunuh onta mu'jizat Nabi Saleh AS. Mereka berkeyakinan jika onta itu dibunuh maka kaum lemah yang percaya kepada Nabi Saleh AS akan berbalik kepada mereka, yakni berubah menjadi mengingkari Nabi Saleh AS.



Rencana membunuh onta tersebut dilakukan. Ide untuk membunuh onta itu keluar dari dua orang wanita yang bernama Unaizah binti Ganam dan Sadaqah binti al-Muhayya. Unaizah adalah wanita yang sudah cukup tua, tetapi terkemuka, kaya dan banyak memiliki anak perempuan yang cantik. Unaizah sangat memusuhi Nabi Saleh AS dan membuat makar untuk membantai unta betina itu dengan cara menawarkan anaknya yang cantik untuk dijadikan istri dari orang yang berhasil membunuh onta itu. Sadaqah adalah seorang janda cantik, berkedudukan tinggi dan mantan suaminya adalah pengikut Nabi Saleh AS. Sadaqah menawarkan dirinya untuk diperistri orang yang berani membunuh onta itu. Kedua wanita ini berhasil memikat dua orang laki-laki yang kemudian mengajak 7 orang temannya untuk membunuh onta itu. Mereka berhasil membantai onta itu secara keji.



Setelah Nabi Saleh menyaksikan onta mu'jizat itu mati, beliau sedih dan mengingatkan ummatnya untuk bertobat. Tetapi kaum Tsamud telah kesetanan, mereka menantang agar ancaman azab yang disampaikan Nabi Saleh AS segera didatangkan. Luar biasa, sombong sekali. Selanjutnya, setelah membantai onta itu, mereka kemudian berupaya untuk membunuh Nabi Saleh AS, tetapi upaya mereka gagal karena Allah melindungi Nabi Saleh AS.



Dalam waktu yang tidak terlalu lama (hanya beberapa hari saja) setelah pembantaian onta itu, azab Allah datang berupa suara menggelagar dan diikuti dengan gempa bumi dahsyat yang tidak hanya memusnahkan kesombongan kaum Tsamud tetapi juga membuat mereka terhina dan menjadi mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal yang mereka banggakan. Sunnguh menyedihkan!



Maka Saleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat".[al-'Araaf(7):79]



Nabi Saleh AS dan pengikutnya selamat dari azab Allah SWT. Ketika melewati perkampungan kaumnya yang durhaka yang kini telah menjadi mayat-mayat yang bergelimpangan, beliau berkata seperti ayat termaktub di QS 7:79. Ucapan Nabi Saleh AS tersebut membuktikan bahwa para mayat sesungguhnya dapat mendengarkan perkataan orang yang masih hidup.



Akhir dari penentangan kaum Tsamud sangat tragis. Mereka menantang azab Allah padahal mereka telah menyaksikan tanda-tanda kerasulan Nabi Saleh AS. Azab yang mereka minta itu datang tanpa permisi, membantai mereka dan siksa di nereka yang sangat dahsyat sudah pasti menunggu.



Wallahu ‘alam bish shawab.
(Bersambung)

Friday, November 18, 2011

KISAH NABI HUD AS


Nara Sumber: Abdurrahman Haqqi
Ditulis oleh: Mohammad Nabil Almunawar

Pembaca Zanjabil rahimakumullah,mari kita lanjutkan membahas tafsir surat al-A’raaf ayat 65 sampai ayat 7 tentang kisah Nabi Hud AS. Mari kita simak tafsir ayat-ayat tersebut.


Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.



Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Ad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" [al-'Araaf(7):65]



Nabi Hud AS adalah rasul yang diutus kepada kaum Ad yang berdomisili di wilayah antara Hadramaut, Yaman dan Oman. Nabi Hud AS adalah keturunan Nabi Nuh AS dari anaknya yang bernama Sam. Ad adalah cicit Sam (Ad bin Iram bin Iwad bin Sam).Yang menarik tentang Nabi Hud AS dalam Al-Qur'an adalah nama Nabi Hud AS maupun nama kaumnya (al-Ahqaaf) menjadi nama surat dalam Al-Qur'an, yaitu Surat Hud (11) dan Surat al-Ahqaaf (46). Nabi Hud AS adalah nabi pertama yang berbangsa Arab, Arab 'Arib. Bangsa Arab 'Arib adalah bangsa Arab awal. Bangsa Arab kemudian, yaitu bangsa Arab campuran keturunan Nabi Ismail AS disebut Arab Musta'rib.



Setelah banjir besar zaman Nabi Nuh AS yang memusnahkan ummatnya yang durjana, ummat Nabi Nuh AS yang selamat dan generasi awal setelah banjir hidup dengan penuh taat kepada Allah SWT. Namun, setelah beberapa generasi berikutnya yang mulai tersebar ke berbagai penjuru, penyimpangan-penyimpangan yang mengulangi kesalahan yang dilakukan ummat Nabi Nuh AS kembali terjadi.



Kaum Ad adalah kaum yang memiliki berbagai kelebihan baik fisik maupun intelektual dari kaum-kaum yang lain sehingga hidup mereka makmur dan mereka mampu menaklukkan negeri-negeri disekitarnya. Kaum Ad bukannya bersyukur dengan karunia Allah SWT itu, tetapi mereka mempersekutukan Allah SWT dengan tuhan-tuhan yang batil.



Nabi Hud AS diutus Allah SWT untuk meluruskan kembali aqidah kaumnya yang telah sesat dengan mengajak mereka kembali kepada tauhid, meninggalkan syirik yang telah mengakar pada kaum Ad. Nabi Hud AS mengajak kaumnya untuk menyembah Allah SWT semata dan bertakwa kepadaNya.

Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta".[al-'Araaf(7):66]



Walaupun Nabi Hud AS berasal dari keturunan yang mulia, berkedudukan tinggi dan disegani kaumnya, dakwah Nabi Hud AS mendapat tantangan keras dari para pemuka kaumnya. Pemuka-pemuka kaum Ad telah terbiasa dengan kesesatan sehingga menganggap kesesatan itu sebagai kebenaran dan menuding Nabi Hud AS sebagai seorang yang kurang akal yang mengancam kedudukan mereka. Mereka menuduh Nabi Hud AS berdusta dengan ucapan-ucapan yang mengajak kepada tauhid yang mereka anggap aneh.



Hud berkata: "Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu". [al-'Araaf(7):67-68]



Nabi Hud AS menyanggah tuduhan kaumnya yang tidak memiliki dasar itu. Kaumnya itu sesungguhnya mengetahui kecerdasan, ketulusan dan kesalehan Nabi Hud AS, tetapi ketika Nabi Hud AS mengajak mereka kepada tauhid dan takwa, mereka serta-merta menolak dan menuduh Nabi Hud AS dengan tuduhan-tuduhan yang dibuat-buat.



Nabi Hud AS menegaskan bahwa dia adalah seorang yang waras, berfikiran jernih dan mendapatkan bimbingan langsung dari Allah SWT, Tuhan semesta alam. Nabi Hud AS mendapat amanat dari Allah SWT untuk membimbing ummatnya ke jalan yang lurus, bersyukur dan bertakwa kepadaNya. Pengetahuan Nabi Hud AS sangat tinggi, langsung dibimbing Allah dan beliau dapat memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi kaumnya dengan bijaksana. Beliau adalah penasehat sejati yang selalu memberikan jalan keluar yang bijaksana sesuai dengan bimbingan Allah.



Namun, sebagian besar ummatnya tetap menolak ajakan Nabi Hud AS, mereka telah tersilau dengan kehidupan dunia yang sangat mereka cintai. Kaumnya berdalih, kok sang pembimbing itu manusia biasa saja?



Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada Kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.[al-'Araaf(7):69]



Nabi Hud menjelaskan bahwa seorang utusan dari Allah yang membimbing ummatnya sewajarnya seorang laki-laki berasal dari ummat itu dan dikenal baik oleh ummat itu. Mengharap utusan berasal dari mahluk lain (malaikat) adalah sesuatu yang tidak wajar dan mengada-ada. Karena kejadian banjir dahsyat zaman Nabi Nuh AS masih menjadi bahan cerita pada kaum Ad, Nabi Hud AS kemudian mengingatkan kaumnya bahwa mereka adalah pewaris dari kaum Nuh. Mereka diberikan berbagai kelebihan oleh Allah SWT, khususnya dalam keperkasaan tubuh dan perawakan. Mereka juga diberikan kemampuan intelektual yang hebat, sehingga mampu menciptakan berbagai teknologi, khususnya teknologi bangunan yang tinggi. Nabi Hud AS mencoba menyentuh hati ummatnya dengan mengingatkan nikmat-nikmat yang dikaruniakan Allah SWT kepada mereka. Seharusnya mereka bersyukur kepada Allah SWT, tetapi mereka sesat, berlaku syirik dan berbuat kezaliman.



Mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami? Maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar".[al-'Araaf(7):70]



Ummatnya tetap saja bersikeras membantah dan tetap mencintai jalan yang sesat. Mereka berdalih bahwa mereka mengikuti nenek-moyang mereka dalam menyembah tuhan-tuhan batil yang jumlahnya banyak itu. Mereka tidak mau bertauhid kepada Allah SWT. Mereka bahkan menentang agar Nabi Hud AS segera mendatangkan azab bagi mereka. Dengan sombong mereka menantang kebenaran dakwah Nabi Hud AS tentang azab yang diceritakannya.



Ia berkata: "Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu". Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu dan nenek moyangmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujah untuk itu? Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yang menunggu bersama kamu".[al-'Araaf(7):71]


Nabi Hud AS berkata benar. Sungguh celaka ummatnya yang menganggapnya berdusta. Bahwa azab yang dijanjikan itu pasti datang jika ummatnya tetap membangkang. Bahwa azab itu tidak segera datang sesungguhnya memberikan waktu buat ummatnya untuk bertobat dan mengikuti ajaran Nabi Hud AS. Tetapi kaum Ad yang degil itu tetap saja mempertahankan tuhan-tuhan batil mereka. Diantara tuhan-tuhan atau berhala-berhala itu diberi nama Samad, Samud dan al-Hana. Mereka memuja berhala-berhala itu padahal berhala-berhala itu tidak mampu mendatang manfaat ataupun mudarat. Sungguh keterlaluan! Pikiran mereka buntu dan hati mereka sudah membatu, kebenaran tidak mampu menembusnya. Azab yang ditunggu itu pasti datang dengan tiba-tiba dan azab itu pasti memusnahkan kaum Ad yang sombong dan zalim itu, tidak ada yang mampu menyelamatkan diri.



Maka Kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang bersamanya dengan rahmat yang besar dari Kami, dan kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan tiadalah mereka orang-orang yang beriman.[al-'Araaf(7):72]



Kaum Ad ditimpa kesusahan dengan musim kering yang panjang, lama sekali hujan tidak datang. Tanaman dan ternak mereka merana. Mereka mengirim utusan ke Mekkah untuk berdoa minta hujan di Ka'bah. Tingkah kaum Ad yang kontradiksi ini memang menggelikan. Mengapa mereka tidak minta hujan kepada berhala-berhala yang mereka sembah?



Doa minta hujan dijawab dengan datangnya awan hitam bergulung-gulung mendekati kawasan mereka tinggal. Mereka kira awan hitam itu membawa hujan, yang berarti doa mereka terkabul. Mereka bergembira-ria. Tetapi ketika awan itu mendekat, petakalah yang datang. Angin sor-sor yang dingin dan dahsyat selama 7 malam 8 hari telah meluluh-lantakkan kaum Ad yang celaka - tak satupun selamat, kecuali pengikut Nabi Hud AS.



Adapun kaum Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang,yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka. [QS al-Haqqah(69):6-8]


Wallahu ‘alam bish shawab.
(Bersambung)

Tuesday, November 15, 2011

KISAH NABI NUH AS


Nara Sumber: Abdurrahman Haqqi
Ditulis oleh: Mohammad Nabil Almunawar

Pembaca Zanjabil rahimakumullah, kita lanjutkan membahas tafsir surat al-A’raaf  ayat 57 sampai ayat 64. Mari kita simak tafsir ayat-ayat tersebut.



Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.[al-A'raf (7):57]



Ayat 57 berbicara tentang proses turunnya hujan dan keterkaitannya dengan proses membangkitkan orang yang telah mati. Proses turunnya hujan dimulai dengan tiupan angin yang menggiring awan yang banyak mengandung uap air (awan mendung) ke suatu tempat. Allahlah yang menggerakkan angin tersebut dengan sunnatullah yang telah digariskanNya. Kata “ar-riyah” berarti angin (dalam bentuk jamak). Menarik untuk diperhatikan penggunaan kata angin di dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat yang memuat kata angin dalam bentuk jamak (“riyah”) seperti pada ayat di atas bermakna positip, yakni membawa rahmat dan kebaikan untuk manusia. Jika kata yang digunakan dalam bentuk tunggal (“rih”) maka angin dalam ayat yang bersangkutan berarti azab, misalnya dalam QS al-Haqqah(69):6.



Angin dalam QS 7:57 berfungsi menggerakkan awan yang mengandung banyak uap air ke suatu tempat, dalam hal ini tempat tersebut dalam keadaan tandus. Setelah awan tersebut mengalami kondensasi, maka terjadilah butir-butir air yang kemudian menetes menjadi hujan. Hujan tersebut akan membasahi tempat yang tandus ini yang sebenarnya di dalam tanahnya mengandung bibit-bibit tanaman yang selama ini “mati”. Ketika air hujan membasahi bibit-bibit tanaman itu, maka bibit-bibit tersebut menjadi aktif, tumbuh dan membesar. Tempat yang tandus dan mati tersebut dalam waktu singkat akan menjadi hijau dan hidup. Perkembangan selanjutnya adalah tanaman-tanaman tersebut membesar, berbunga dan kemudian berbuah, yang tentu saja sangat bermanfaat buat manusia.



Ayat yang sangat ilmiah ini selain mengungkap bagaimana hujan terjadi secara akurat dan juga berbicara tentang air sebagai sumber kehidupan yang menghidupkan tanah yang tandus menjadi hijau, juga mengingatkan manusia untuk berfikir bahwa bagi Allah menghidupkan sangat mudah. Pada Zanjabil yang lalu diungkapkan bahwa Allah menciptakan dari tiada yang tidak dapat ditiru oleh mahlukNya. Kalau menciptakan dari tiada saja mudah bagi Allah apalagi membangkitkan yang mati (artinya sebelumnya pernah ada).



Proses membangkitkan manusia yang telah mati, yang telah dikuburkan dalam tanah, lebih-kurang sama dengan proses menghidupkan tanaman yang telah mati. Mereka yang tidak percaya kepada hari kebangkitan seharusnya merenung dan belajar dari proses hidupnya tanaman-tanaman di daerah tandus yang dicurahi hujan yang disebutkan pada ayat 57 ini.



Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.[al-A'raf (7):58]



Ayat 58 mengungkapkan sunnatullah yang lain, yaitu tentang kesuburan tanah yang juga dikaitkan dengan keadaan manusia. Tanah yang subur mengandung banyak unsur hara yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dengan baik. Tanaman yang berada di tanah yang subur dan menerima cukup air dan sinar matahari akan tumbuh subur. Sebaliknya tanah yang tidak subur walaupun menerima cukup air dan sinar matahari, tanaman yang tumbuh di atasnya merana. Menurut Ibnu Abbas ayat 58 merupakan perumpamaan antara orang beriman dan orang kafir.



Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, ayat 58 adalah perumpamaan kemampuan penyerapan ilmu dan pentunjuk Allah yang sampai kepada seseorang. Lengkap hadist tersebut sbb: “Perumpamaan ilmu dan petunjuk yang diutuskan oleh Allah kepadaku (untuk menyampaikannya) adalah seperti hujan deras yang menyirami bumi. Sebagian dari bumi ada yang subur dan menerima air, maka ia menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Dan sebagian dari yang lain ada yang tandus, tetapi dapat menampung air, maka Allah memberikan manfaat kepada manusia melaluinya sehingga mereka dapat minum, dapat pengairan dan bercocok tanam. Dan hujan itu menimpa sebagian yang lain yang hanya merupakan rawa-rawa, tidak dapat menahan air dan tidak (pula) menumbuhkan rerumputan. Maka demikianlah perumpamaan orang yang mengerti tentang agama Allah dan beroleh manfaat dari apa yang diutuskan oleh Allah kepadaku untuk menyampaikannya, sehingga ia berilmu dan mengamalkannya. Juga sebagai perumpamaan buat orang yang tidak mau memperhatikannya serta tidak mau menerima petunjuk Allah yang disampaikan olehku.



Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).[al-A'raf (7):59]



Mulai ayat 59 sampai akhir surat mengungkapkan barbagai kisah para nabi yang berjuang menegakkan kalimat tauhid dan tanggapan dari ummatnya, yaitu kisah-kisah Nabi Nuh AS, Nabi Hud AS, Nabi Saleh AS, Nabi Lut AS, Nabi Syuaib AS dan Nabi Musa AS. Ajaran yang dibawa nabi-nabi dan rasul-rasul itu sama, yaitu ajaran tauhid.



Nabi Nuh adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk ummat manusia. Jarak waktu Nabi Adam AS ke Nabi Nuh AS cukup panjang, karena umur manusia pada zaman itu sangat panjang, mencapai seribu tahun dan Nabi Nuh AS adalah keturunan ke 10 Nabi Adam AS. Dapat dibayangkan jumlah manusia sudah sangat banyak dan peradaban sudah cukup maju. Namun, sebagian besar manusia tersesat, jauh dari ajaran tauhid karena mengikuti hawa nafsu dan dikecoh oleh Iblis dan anak buahnya. Nabi Nuh AS (dan rasul-rasul lainnya) diutus Allah untuk menggiring manusia kembali ke jalan yang lurus, mengikuti ajaran tauhid dan mengingatkan hari akhirat. Pokok ajaran tauhid itu adalah "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Selanjutnya Nabi Nuh AS (dan juga rasul-rasul yang lain) mengingatkan ummatnya bahwa jika manusia tidak beriman atau berlaku syirik maka implikasinya adalah azab yang dahsyat di akhirat.



Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata".[al-A'raf (7):60]



Sayangnya, pemuka-pemuka dari ummat yang didakwahi para rasul itu, dalam ayat 60 mengacu pada ummat Nabi Nuh AS, selalu menentang ajaran tauhid itu dan bahkan berbalik menuding bahwa yang sesat itu adalah Nabi Nuh AS. Ajaran tauhid pasti membawa perubahan paradigma dan pembebasan manusia dari segala macam perhambaan, kecuali hanya kepada Allah. Para pemuka ummat yang telah menikmati perhambaan dan kedudukan merasa terancam. Mereka tidak mau mengubah praktek hidup sesat mereka yang selama ini menguntungkan mereka.



Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanat-amanah Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui".[al-A'raf (7):61-62]



Nabi Nuh AS tentu saja menolak tuduhan sesat tersebut karena dia adalah utusan Allah yang bertugas menyampaikan amanat-amanat Allah untuk meluruskan ummatnya yang telah sesat tersebut. Nabi Nuh AS memiliki hikmah pemberian Allah yang tidak dapat ditandingi ummatnya dan dapat memberikan nasihat untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi ummatnya. Beliau juga memiliki pengetahuan yang tidak dapat dicapai oleh ummatnya. Yang penting ummatnya mempercayai kerasulannya dan mengikuti jejaknya mengikuti ajaran tauhid.



Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat?[al-A'raf (7):63]



Ummat Nabi Nuh membantah bahwa Nabi Nuh AS adalah rasul Allah karena dia dari kalangan mereka sendiri. Mereka menginginkan malaikat yang datang, tetapi itu hanya tipu muslihat saja untuk menolak dan mendustakan Nabi Nuh AS. Susah payah Nabi Nuh berdakwah kepada ummatnya siang dan malam dalam waktu yang sangat lama, 950 tahun (QS 29:14). Tetapi sangat sedikit pengikut Nabi Nuh AS, sekitar 80 orang saja.



Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).[al-A'raf (7):64]



Setelah Nabi Nuh AS berjuang untuk menegakkan kalimat tauhid dan berdakwah siang dan malam kepada ummatnya dalam waktu yang sangat lama, tetapi sebagian besar ummatnya tetap mendustakan Nabi Nuh AS, maka datanglah azab Allah melenyapkan ummat Nabi Nuh AS (kecuali yang beriman) dengan mendatangkan banjir yang sangat dahsyat. Lenyaplah ummat Nabi Nuh dalam waktu singkat. Nabi Nuh dan pengikutnya diselamatkan Allah melalui bahtera yang dibuat Nabi Nuh AS. Petunjuk membuat bahtera itu langsung dari Allah. Jadi teknologi pembangunan kapal langsung diajarkan Allah kepada Nabi Nuh AS.



Wallahu ‘alam bish shawab.
(Bersambung)

Tuesday, November 8, 2011

Kegiatan Idul Adha 1432H Bahrusysyifa

Jama'ah Putri di lapangan Masjid A-Ikhlas di bahrusysyifa center saat melaksanakan sholat idul adha 1432H hari minggu 6 November 2011
Jama'ah putra sholat idul adha di Bahrusysyifa center, para jama'ah khusu meski keadaan awan mendung saat itu.tapi alhamdulillah tidak hujan saat sholat idul adha.
Ustad Mabib Muroqob dan Mas saifudin dan para remaja lagi berpose dengan hewan Qurban milikdari keluarga AL-Harran
Remaja masjid sedang asyik memegang domba sambil menunggu antrian hewan qurban yang akan di sembelih.waduh nunggu antrinya lama banget ya.......kambingnya nakal banget
Subhanalloh seperti lomba menguliti daging kambing aja...masyarakat disekitar bahrusysyifa sangat antusias dalam penyembelahan hewan qurban.
Panitia putri sedang menunggu selesainya pengulitan kambing oleh panitia laki-laki..panitia putri siap menimbang dan membungkus daging qurban.
Di are parkir sebelah timur sungai kecil di area bahrusysyifa center juga dijadikan tempat pengulitan hewan qurban oleh panitia.karena tempat gantungannya sudah tidak muat
Pemotongan sapi dari salah satu kleuarga muslim Brunei Darussalam...anak-anak santri kecil hafalan al-quran bahrusysyifa lagi asyik menonton pemotongan sapi tersebut.
Proses pemotongan sapi milik bapak bupati lumajang yang di potong di Bahrusysyifa center...coba kita lihat betapa antusiasnya masyarkat dan anak-anak disekitar bahrusysyifa
Sapi Qurban milik keluarga AWG Ismail bin haji Ahmad sebelum di sembelih........
 Subhanaloh kambingnya gak mau dipotong..para remaja putra kealahan saat mau menjatuhkan salah satu hewan qurban yang akan dipotong
salah satu hewan qurban yang dinaiki oleh santri kecil yang pengen naikin kambing tersebut
hewan qurban yang sudah disembelih milik saudara muslim dari brunei tifianah
panitia lagi memilah-milah daging qurban dan memotong tulang-tulang daging qurban 
paniti putri sedang menusukin daging untuk dibuat sate untuk makan siap panitia hewan qurban
gambar ini menunjukkan daging sapi yang sudah di kuliti dan diambil dagingnya
mas solton lagi menguliti daging sapi di ruang kosong di slah satu kantor TPA di areah masjid al-ikhlas bahrusysyifa center
bapak kasiono sedang membersihkan organ perut dan usus hewan qurban yang sudah di potong di sungai bersama anak-anak di lingkungan bahrusysyifa. riki santri al-quran juga ikut dalam foto ini
Ustadz istiqlah sedang menginstruksikan kepada rekan-rekan panitia untuk segera memotong tulang-tulang sapi untuk segera di bagi-bagi di bnungkus yang akan disebarkan pada masyarakat
hemmmmmmmmm lezatnya sate ini...para team pemanggang sate siap membakar sate untuk makan siang para panitia hewan qurban Bahrusysyifa, Takmir masjid dan IRMAS
para generasi mudah ini juga diikutkanmenjadi panitia. mereka diberi id Card sehingga mereka merasa sangat dipercaya oleh seniornya.ini adalah proses pembelajaran bagi junior agar kedepannya makin rajin dalam berda'wah.
kegitan pembungkusan daging qurban di dalam ruangan dekat kantor TPA
beberapa bingkisan sudah mulai banyak ..tinggal membagikan saya pada masyarakat fakir dan miskin yang paling diutamakan.
kulit kambing dan sapi yang sudah diuliti dari hewan qurban siap dijual.dan uangnya diberikan kepada IRMAS dan Ta'mir masjid al-ikhlas
ustadz lutfiaqil menyerahkan bbingkisan qurban kepada bapak kamid warga disekitar bahrusysyifa
Mas saifudin sedang memberikan beberapa bingkisan daging qurban kepada masyarakat
ustazd saifudin sedang memberikan bingkisan kepada bapak matno................
Ustadz lutfiaqil sedang mengayun becak berisi daging qurban sambil menlpon menanyakan jumlah bingkisan yang lebih.
ini adalah gambar platik untuk membungkus daging hewan qurban
 Istirahat makan siang panitia setelah setengah hari bekerja memotong hewan qurban dan membingkisnya
para remaja masjid sedang asik makan siang setelah membingkisi daging qurban bersama para panitia lainnya
Ini adalah hewan qurban saudara aizzah hanif binti arifin sebelum di potongyang dipegang oleh panitia kecil...hehheheh
hewan qurban DR. Ghozali mukti bin umar dan datok paduka haji
foto diatas menunjukkan hewan qurban untuk saudara adriyani bin haji idris...semoga diterimah ALLOH SWT
Hewan qurban haji tiafnah bin haji ismail sebelum di potong
 Hewan qurban shahrin bin haji tamit sebelum di sembelih oleh panitia
Hewan qurban saudari Noraini binti ahmad dari brunei sebelum dipotong oleh panitia
Hewan qurban milik Ytm paduka 
hewan qurban Dr hajah fazrean sebelum disembelih oleh panitia qurban
Hewan qurban saudara Arifin bin haji hasa sebelum dipotong
 Hewan Qurban Dr. Saad Al-harran's Family sebelum di potong oleh panitia Qurban
 Bpak sugengbersama pak to menganyun becak untuk mengambil bingkisan daging Qurban yang siap untuk dibagikan pada warga.
Proses pemotongan hewan qurban milik saudara muslim dari brunei yang berjumlah 7 orang....subhnalloh
Namanya heny biasa di panggil dik nada, dia dengan bangga menunjukkan sate kaming yang siap di bakar untuk makan siang panitia..kerja yang bagus dan kompak bersama bahrusysyifa, takmir masjid dan remaja masjid
 Proses menjatuhkan hewan qurban untuk disembelih...foto diatas adalah in action para panitia penyembelih qurban Bahrusysyifa
Proses penyembelihan hewan qurban panita qurban bahrusysyifa dan takmir masjid al-ikhlas beserta irmas
panitia qurban team penyembelih selalu membacakan doa dan nama pemilik hewan qurba. bapak suraji lagi in action menunjukkan nama pemilik hewan qurban